Keinginan untuk melanjutkan untuk sekolah memanglah sangat diharapkan oleh semua orang, tapi ada kalanya ada sebagian orang yang mampu malahan mereka menyia-nyaiakan kesempatan emas yang merka miliki. Tapi orang yang tidak mempunyai harta melimpah malahan berkeinginan untuk melajutkan untuk meneruskan pendidikannya. Dengan segala kekauatan, keahlian dan bakat yang mereka miliki. Mereka berpandangan bahwa pendidikan itu adalah sesuatu yang sangat penting baginya oleh karena itu pendidkan memang sangat diutamakan olehnya.
Seperti halnya aku. Keinginanku untuk melanjutkan sekolah begitu besar. Mulai dari SMP, walaupun nilaiku sangat jelek bahkan aku sering masuk ke BP, baik itu karena aku sering masuk telat, gak pakai kaos kaki, seragam amboradol, nilai prestasiku yang jelek akan tetapi anehmya aku paling sering di sukai para guru, baik itu diajak bercanda ataupun lainnya. Mungkin karena wajahku yang polos, jujur, suka bercanda dan humoris.
Mereka menganggap aku seperti halnya murid lainnya yang mempunyai prestasi belajar yang baik. Guru-guruku memang sangat baik mereka sangat memahamiku, baik itu keadaanku, bagaimana kondisiku ataupun lainnya. Akan tetapi aku bukan tergolong anak yang urakan yang suka foya-foya bergaul dengan bebas. Aku memang tergolong anaknya orang yang tidak mampu. Yaaaa aku memaklumi dengan kondisi kedua orang tuaku yang serba pas-pasan, akupun bersyukur kepada mereka telah menyekolahkan kelima saudaraku hingga kejenjang SMP. Aku juga kadang-kadang merasa senang dengan Kepala Tata Usaha yang sangat memahami tentang keadaan keuangan kedua orang tuaku, tiap Caturwulan aku sering nunggak SPP sampai 2 -5 bulan gak bayar, walaupun begitu kepala Tata Usaha tetap memberikan kartu masuk untuk mengikuti ujian Catur Wulan.
Walaupun nilai aku jelek akan tetapi aku mempunyai bakat tersendiri, aku mempunyai banyak bakat. Terutama dalam mata pelajaran ektrakurikuler, baik itu seni ukir, lukis dan lain-lain. Mulai dari kelas satu aku memang jarang di kasih uang saku dari kedua orang tuaku, aku sering di masakan kakaku yang baik hati untuk bekalku di kelas, dia berkata “ tidak usah jajan, uang sakunya ditabung buat bayar SPP aja ya “ dengan berat hati aku menundukkan kepala sambil berkata “iya kak “. Biasanya emak ngasih uang sakunya Rp. 100 sampai Rp. 200. Kalau sepeda ontelku rusak kadang aku dikasih Rp. 700,- untuk naik angkotnya Rp. 500,- walaupun begitu aku tidak pernah protes kepada orang tuaku. Aku sangat berterima kasih sekali karena aku bisa sekolah. Kadang akupun jalan kaki dari rumah yang jaraknya lumayan jauh. Kalau jalan kaki biasanya aku berangkat ke sekolah mulai jam 05.15 hingga sampai sekolah pukul 07.20 hingga jam 07.30 WIB (sambil berlarian). Kalau aku terlambat biasanya aku sering mendapat hukuman dari Guru piket, baik itu nyiapin teh kepada semua karyawan dan para Guru di mejanya masing-masing.
Ada seorang guru yang paling menjengkelkan yang suka iseng denganku jika aku terlambat, banyak sekali pertanyaan yang diajukan kepadaku, yaaaa aku ceritakan apa adanya. Akan tetapi guru ini baik juga kok cuma banyak pertanyaan yang diajukan kepada saya supaya aku bisa menemaninya. Dang ngobrol bersamanya.
Pada suatu hari ketika aku mau berangkat ke sekolah di pertengahan jalan kira-kira pukul 6.15 wib. Ada seorang setengah baya menghentikan perjalananku, akupun tercengang kaget waktu itu ada apa ini, tiba-tiba orang tua tesebut dengan senyuman “ Nak bolehkah aku nebeng bersamamu ?“ kata yang agak tergesa-gesa, ya apa boleh buat akupun menjawabnya dengan perasaan yang jengkel juga si“ boleh pak, silahkan naik “ ketika orang tua ini naik di boncengan sepeda ontelku, aku berkata dalam hati “berat banget badan orang ini, di depan ada tanjakan kuat gak ya ?“ akupun langsung melaju dengan kencang keringatku bercucuran agar ditanjakan bisa kuat dan sekolahkupun tidak terlambat, tetapi orang ini malah ngomel melulu akupun tidak tahu apa yang dibicarakan karena begitu kencangnya ontelku dan aku berkosentrasi pada sepeda ontelku, karena aku takut terlambat akupun melaju dengan kencang, weeeeeeeeeeeeeee……… tanjakan sudah di depan mata.
“kerkit…… kerkit……. Kerkit …… kerkit “ itu bunyi dari sepeda ontelku, aku pikir ini adalah olah raga terberatku, tiba-tiba ada sebuah tangan yang memegang di pinggangku dan sebuah injakan di sebelah kakiku, walah-walah ketika aku lihat kebawah kaki bapak ini juga ikutan mengontel bersamaku sambil pegang pinggangku dia sambil berkata “ tenang nak aku bantu dari belakang ya “ penuh dengan senyuman dan semangat yang hebat akhirnya tanjakan itupun terlalui dengan mudah dan ringan karena ada bantuan dari sang bapak tersebut.
Selang beberapa menit dia berkata “ nak di depan sebelah pertigaan sana aku turun ya….” Dengan semangat akupun menundukan kepala yang bertanda aku menyetujuinya. Sebelum dia turun ada sebuah kata yang diucapkan dari seorang bapak ini tapi agak samar-samar yang aku kenang sampai sekarang, dia mengatakan kepadaku “KEJARLAH PRESTASI MATERI PASTI MENGIKUTI” dan ucapan “trimakasih ya nak tumpangannya, semoga kamu berhasil kapan-kapan aku ikut nebeng lagi ya kalau kita ketemu hehehe” akupun langsung melaju karna takut terlambat, dari kejauhan dan melaju kencang aku menjawabnya “ sama-sama pak . amiiiiiiiiin…. tidak mau aaaah badan bapak berat sekali “ hehehehhe sambil ngece, “ ketika aku tengok orang tersebut sudah tidak ada lagi ya cuapek deh tapi kata-katanya begitu indah di hatiku hinggah sampai sekarang masih singgah di dalam diriku.
Lajuan ontelkupun makin kencang kulihat jam di depan masjid “BAITURRAHMAN” sudah menunjukan pukul 6.55 wib. Pada hal hari ini adalah hari selasa masuknya pukul 7.10 WIB waduh-waduh ini gimana ? karena sering terlambat aku hafal banget siapa yang piket guru hari ini pasti Bapak Fauzin yang banyak pertanyaan, juga sangat menjengkelkan duh biyung aku harus bagaimana ?
Akhirnya aku sampai di depan gerbang sekolahan, akupun mencari seribu satu cara untuk masuk sekolah karena hari ini adalah pelajaran bahasa indonesia yang amat aku sukai, akupun memutar-mutar otaku akhirnya aku mempunyai idea, sambil ketawa wakakakakakkakakak………………….. “ oh iya ding kempesin aja sepeda aku buat alasan pak sapam, wkwkwwkwkwk “ dalam hati bergumam demikian. Hehehe….. akhirnya akupun di hentikan langkahku oleh pak satpam yang jelek itu. Akhirnya timbulah sebuah percakapan.
Sapam : “ kamu lagi kamu lagi, bosen aku melihatmu terus, sekarang alasan apa lagi yang akan kamu berikan kepadaku cepat “ dengan nada setengah membentak dan marah-marah….!!
Aku : “ halah pak sapam yang ganteng, yang cakep, yang baik hati, jangan marah dulu pak entar gebetan bapak kabur … karena wajah bapak dah keriput, “ dengan nada merayu
Sapam : “ masak si aku ganteng, aku cakep “ dengan gerak gerik ke GR-an, tiba-tiba “diam………..!!!! kamu memang jago ya merayu bapak aku gak bakalan kena tipu muslihatmu lagi …. Hayo cepet apa alasanmu”
Aku : aku pun sangat kaget ketika hentakan pak satpam yang galak itu dan ketakutan sambil berkata “ i..i..iiiiiiya pak, iya pak, maaf tadi dipertengahan jalan ban sepeda ontelku bocor pak, aku jalan kaki sambil dorong sepeda hingga sampai kesekolah pak,…!!!! Ijinkan masuk ya pak ya“…..!!! lihat ini pak sepeda ontelku banya yang kempes silahkan periksa …..benerkan!!! sambil menunjukan sepeda ontelku kepada pak satpam, pak satpam pun memeriksa banku tersebut sambil berjongkok.
Tiba-tiba ada seorang perempuan yang memanggil pak satpam itu dari kejauhan, “mas tak tunggu nanti malam ya ……!!!! Sambil menundukan kepala sapam itu melambaian tangannya.
Aku : “cie……. cie……. cie……. cie……. cie……. Tak tunggu nanti malam ya mas… hehehehehe“ sambil ngece pak satpam itu
Sapam : dengan nada kasar “ apa…? Anak kecil gak boleh tahu urasan orang dewasa….!!! Sudah sana masuk minta surat keterangan dari pak Guru piket……!!! Sambil ngece aku, pak sapam itu berkata lagi “ Bapak Fauuuuuzin hahahahahahaha kasian deh loooowww…. wkakakakakkakak“
Aku : “ waduuuuuh …!!! Apa bpk Fauzin cuapek deh…..!!! mati aku…… sambil mengelap keningku.
Dalam benaku waduh ketemu lagi sama bapak fauzin, cari alasan apa ya… !!!!? weee aku punya idea, aku basahin sedikit-sedikit bajuku, Dengan berpenampilan yang berantakan, nafas ngosngosan, keringat bercucuran, seragam berwarna krem karena jarang dicuci, kaos kaki modot molor satu diatas satu kendor di bawah, sepatu ada matanya, jempol kaki terlihat menonjol karena sepatau aku bolong tin-tung ting-tung…..
Akhirnya sampai juga di depan pintu ruang guru, perasaan takut, bimbang, perasaan yang tidak karuan menjadi satu baur dalam hatiku, mau aku ketuk, tidak, ketuk, tidak tiba-tiba dibelakangku ada tangan yang halus menempel di pundaku, ketika aku tengok weeeeeeeeeeeee …….. ibu Rini yang cuantik ternyata….!!! Sambil senyum dan berkata “kamu kenapa kok diam dan ngos-ngosan begini mur ? mau minta surat keterangan lagi ya..? itu sudah ditunggu bapak Fauzin …! Ibu pergi dulu ya… !!! aku menjawabnya sambil ketakutan “ iya buuu…..!!! dalam pikiranku “ kok bu Rini tahu sii…. Kalau aku mau minta surat ketarangan waduh bapak fauzin juga sudah menantiku di ruangannya payah-payah ..!!!!! keringatkupun semakain bercucuran makin membasahi seragam aku
Aku : “ tok-tok assalamu’alaikum ? permisi…… dengan nada ketakutan dan wajah yang memerah
Bpk Fauzin : “ wa’alaikum salam…… iya silahkan masuk ..” ooo kamu lagi mur.. silahkan duduk … sudah aku tunggu dari tadi low…..
Aku : “iya pak ..!!!!! waduh….. parah ini urusannya “ dalam hatiku
Bpk Fauzin : “kenapa kamu terlambat lagi ? ayo ceritakan, aku tidak mau dengar kalau kamu karena bantu ortu kamu ambil pisang, nganterin kepasar, nenek kamu lagi sakit, saudara kamu lagi punya hajat…. “ dengan nada yang agak kurang ramah matanya sambil memandangiku ke bawah sampai ke tiang rambutku.
Aku : kulihat pak kepala sekolah (pak Nanto ) sedang melihatku, dan dak sengaja aku melihatnya di kaca jendela kepala sekolah itu sedang berdiri mendengarkan dan menyaksikan aku di Introgasi bapak Fauzin, heheheheh ini kesempatan aku untuk mencari muka wkwkwkwkwkwwkwk dengan nada yang lantang
“ begini pak….. aku bangun pukul 5.45 wib. Kemudian aku mandi sarapan kemudian berangkat pukul 6.00 wib. Ketika di pertengahan jalan ada seseorang yang ikut nebeng ontelku, badannya pak beraaaaaat banget aku sampai ngos-ngosan ngontelnya pak, katanya mau berobat, ya aku kasian aja, lebih baik aku terlambat dari pada dia sakit-sakitan pak, eeeee gak tahunya setelah dia sampai ban aku kempes pak jadi aku jalan kaki sampai kesekolah sambil dorong sepeda pak.. tu lihat diparkiran sepedaku kempes pak”
Bpk Fauzin : “oooooo begitu ya…… kamu memang pinter nyari alasan akupun sampai terkesan mendengarkan ceritamu, kamu memang pinter ngarang cerita ya sudah ini surat keterangannya…” jangan diulangi lagi besok ya…..
Aku : “siap komandan “
Bpk Fauzin : “apa kamu bilang ?.......
Aku : “ eh salah ding ….. maksutnya sssssssiap ppppppak “
Bpk Fauzin : “ ya sudah sana pergi “ kamu itu……..
Ku lihat bapak kepala sekolah itu tersenyum ketika mendengarkan alasanku yang begitu panjang dan memuaskan
Dengan merasa lebih aman akupun meneruskan perjalanan menuju kelasku, ketika itu akupun melamun dengan kejadian tersebut, dalam hatiku “ baru kali ini aku melihat bapak kepala sekolah tersenyum yang mempesona dengan cerita gilaku… “ kenapa ya pak kepala sekolah demikian, aku menceritakannya wajar-wajar aja… hemmm ya sudahlah ngapain dipikirkan palingan kalau butuh aku untuk membersihkan ruangan kepala sekolahnya palingan aku dipanggil nanti.
“ tok-tok…. tok-tok…. tok-tok…. tok-tok…. “ pintu aku ketuk beberapa kali tanpa melihat dan memperhatikan plang di atas pintu
“ ya…. Silahkan masuk “….. dengan nada yang ramah
“ maaf pak terlambat “ dengan kaget aku melihat loooow teman-temanku mana ini kelas berapa ..?
“ huuuuuuuuuuuuuuuuuuuu…… guuuuuuuuueeeer wakakakakkak……………..…!!!!!” suara rame mentertawakanku semua siswa-siswi, aku merasa bingung aku balik lagi dengan muka yang begitu malu. Baru mau menutup pintu untuk keluar kelas lagi dan mencari kelasku tiba-tiba
“ hai kamu….. kesini dulu “ dengan wajah senyum yang menjengkelkanku..
“ saya pak ?.... dengan wajah yang culun
“ iya…. Kamu sini…!!!
“ maaf pak salah kelas, tak kira ini kelasku, eh gak tahunya kelas 1D, tadi aku terlambat dan kebingungan pak ya jadinya aku ngelamun dan salah kelas deh…. Maaf ya pak “?
“ yang nanya siapa,? ngecopres mulu aku belum nanya kamu ngomel dulu… “ hoooh wong gemblung yo…… sana cari kelasmu“
“ ya pak “ kluntu-kluntu…… akupun pergi kekelasku
Guru ini namanya bapak sofwan dia gak galak Cuma penampilanya yang serem, brewoknya yang menakutkan, tapi orangnya baik, lumayan kalau sedang mengerjain orang. Guru satu ini paling pinter kalau ngerjain muridnya.
Tak lama kemudian aku mengetuk pintu kelasku dimana pak guru sudah mau mengabsen semua muridnya kebutulan namaku termasuk urutan di tengah-tengah, pada waktu aku ketuk pintu nomor absen itu disebutkan oleh Guru Bahasa Indonesia namanya pa Yanto, ya dengan sepontan aku menjawabnya dari luar “ masuuuuk pak “ teman-temanku pada ketawa pak yanto pun heran
“ he….. dari mana kamu, kamu bikin kaget aja kayak hantu nylonong aja“ dengan nada yang agak kesengal.
“ ya dari rumah lah pak masak dari kantor,…?” dengan nada celek-lekan
“ guuuuuuuuer…. Hahahahahhahahahhahha…………… “ semua teman-teman kelasku pada ketawa semua. Pak Yanto pun ikut-ikutan senyum, akupun menjadi pede mengahadpi guruku yang satu ini.
“ sekarang aku mempunyai tugas buat kamu karena kamu terlambat. Selain itu karena hari ini temanya mengarang, kamu harus mengarang dengan bercerita langsung di depan teman-teman kamu tanpa teks…. Ceritakan sebisa kamu, pengalaman ataupun lainnya yang kamu bisa”
“ yaela bapak …… !!! masak gak ada tugas lain apa pak ?
“ mau kamu tak suruh nyebur ke sungai …..!!!! dengan nada yang agak marah …
“ ya ya yaya pak ya pak …….! Akupun menyetujui permintaan pak Yanto,
Kemudian akupun mengembalikan tas aku kemejaku dan aku kembali kedepan untuk menceritakan sesuai dengan permintaan pak yanto di depan semua teman-temanku. Pada awalnya aku sangat bingung dan gugup, aku bingung mau cerita apa dan tidak tahu apa yang harus aku ceritakan.
Terdiam sejenak aku memikirkan sesuatu tentang diriku, akhirnya aku mendapatkan sebuah imaginasi tentang diriku, yaaaaa aku ceritakan tentang keadaanku setiap hari-hariku, mulai dari membantu kedua orang tuaku sampai menjualkan karya-karya seniku, bahkan kegiatan hari-hariku tanpa belajarpun aku ceritakan.
Pas pada waktu aku menceritakan tentang menjaul karya seniku tiba-tiba pak Yanto bertanya
“ emangnya kamu jual dimana hasil karya kaligrafi kamu mur “ dengan nada yang agak penasaran serta keingin tahuanya. Akupun menjawabnya
“ disekolahan ini pak sama teman-teman saya pak murah kok pak satu lembarnya cua Rp. 100” dengan suara yang agak sedih dan memelas. Tiba-tiba ada seorang temanku yang memamerkan hasil karyaku kepada pak yanto dengan sangat keras hingga semua temanku pada memandangnya.
“ pak Yanto ini hasil karyanya murtadlo pak ….. aku adalah salah satu pengoleksinya pak, bagus-bagus lo pak bapak bisa beli pak murah kok pak “ pak yanto pun mengambil salah satu yang di contohkan temanku itu…. Kemudian pak yanto duduk di kursi guru lagi.
“ ini benar kamu sendiri yang membuatnya…..? dengan nada agak bimbang akupun menjawabnya
“ iya pak, aku membuatnya kalau malam pak, hasilnya aku kumpulkan untuk membayar SPP aku pak, karena aku tidak ingin menambah beban kepada kedua orang tuaku yang selama ini membesarkanku hingga aku bisa sekolah sampai sekarang, selama ini aku selalu berusaha mencari apa saja yang bisa menghasilkan uang untuk membayar sekolah pak, aku memang bukan seperti teman-temanku yang lain yang tiap paginya diantar kedua orang tua mereka, yang diberikan uang saku yang lebih yang hidup bermewah-mewahan dan fasilitas yang memadai, aku hanya orang yang hidup ditengah-tengah kemiskinan yang ingin berjuang mencari ilmu seperti halnya orang-orang yang kaya, aku ingin membanggakan kedua orang tuaku dengan karya-karya dan bakatku pak itulah harapan dan impianku selama ini pak semoga bapak mengerti dengan keterlambatanku masuk sekolah selama ini pak “
Aku tidak tahu tiba-tiba air mataku mengalir dengan deras…. Dan aku lihat Bapak Yanto terpukau oleh ceritaku dan mengeluarkan air matanya ketika mendengarkan sebuah ceritaku itu, pada waktu itu aku tidak mengerti kenapa pak Yanto juga mengeluarkan air matanya, teman-temanku hanya bisa diam terpukau oleh ceritaku juga.
Ketika itu pelajaran memang belum habis akan tetapi pak Yanto mengahirinya dengan “kita lanjutkan pelajaranya besok ya “ setelah itu langsung pergi tidak tahu kemana. Akupun langsung duduk di bangku dengan mengusap air mataku. Kemudian aku bertanya kepada teman sebelahku
“ apa salahku hingga pak yanto keluar tanpa mengucapkan salam aku cerita kan atas permintaanya “ dengan kata-kata yang polos dan lugu, teman sebelahku dengan nada yang agak menghibur temanku berkata
“ kamu tidak salah kok yang sabar yaaa…. “
“ trimakih Rif kamu memang teman terbaiku..”
Berselang setengah jam bell pun berbunyi “ kriiiiiiing …….kriiiiiing …… kriiing “ menandakan jam istirahat. Aku mempunyai inisiatif ingin meminta maaf kepada pak Yanto karena aku telah membuatnya menangis di hadapan murid-muridnya. Akupun mengajak temanku namana Arif yulianto untuk menemui pak yanto dan meminta maaf. Tak lama kemudian akupun berinjak dari bangku dan langsung keluar mau keruang guru, sebelum sampai keruang guru Arif menggeretku sambil berkata :
“ mur…mur….mur…. itu lihat pak yanto ?”
“mana ?”
“ itu yang sedang berjalan menuju ruang kepala sekolah “
“ mana..mana… iya itukan pak yanto ayo kita ikutin “
Kemudian aku mengikuti langkahnya ternyata pak yanto masuk ke ruang kepala sekolah yang disitu ada pak Nanto selaku kepala sekolah SMP N 2 Keling, akupun menunggunya di sebelah ruangan tersebut, ya suara mereka begitu nyaring di telingaku. Pak yanto berbincang-bincang kepada pak nanto
“ pak ternyata aku selama ini salah menilainya bahkan aku sering menghukumnya kadang aku suruh untuk tidak mengikuti pelajaran saya, keluar atau berdiri didepan kelas dan lain-lain, aku malu pak setelah mendengarkan ceritanya tadi pak ”
“ maksutntya siapa pak Yanto….. ?” kepala sekolah dengan agak penasaran
“ itu lo pak siswa yang masuknya sering terlambat, masuk kelas seenaknya saja”
“oooh itu ….. murtadlo itu ya…….. !!!?”
“ iyaa…….. betul itu pak…, namanya Murtadlo.. aku kasian sama dia, tapi aku juga salut sama dia pak dia berjuang kerna demi sekolahnya pak, tadi dia aku suruh cerita dan dia agak kebingungan terus dia menceritakan kehidupanya sendiri dari jualan kaligrafi dan lain-lain”
“ yanto…. Yanto….. kamu tahu gak kenapa saya sering perintahkan dia pada jam istirahat untuk membersihkan ruangan kepala sekolah, menata arsip-arsip ini, walaupun sudah ada tukang kebonnya? Ini semua karena saya tahu di beda dengan siswa lainnya, dia sangat mandiri bahkan saya juga sering melihatnya jualan karya seninya Kaligrafi kepada teman-temanya bahkan seekor Burung yang dititipkan kepada Tukang kebon pesenan temannya, itu… aku sering mengawasinya… hampir semua guru disini tahu tentang dia”
“ ooooo….. begitu ya pak, trimakasih pak atas infonya aku keluar dulu ya pak assalamu’alaikum”
“ wa’alaikum salam……”
Setelah pak yanto keluar akupun bersama temanku ikutan pergi kembali ke kelas temanku bilang “ kamu beruntung ya bisa menjadi perhatian para Guru” dengan berat hati aku menjawabnya “ iya makasih ya Rif “.
Dari situlah aku mengerti kenapa bapak kepala sekolah selalu tersenyum ketika melihatku baik itu dalam keadaan aku sedang terlambat atapun dari ruang BP. Aku menyadari betapa sayangnya guru-guruku kepadaku, aku belum bisa membalas budi baiknya kepadaku, setelah itu aku juga sering mendapatkan hadiah dari guru ataupun kepala Sekolah. Dari kelas satu hingga aku sampai kelas tiga SMP.
0 komentar:
Posting Komentar