Khoirunnas Anfauhum Linnas

Mari kita berbagi ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada yang membutuhkan. Semoga bermanfaat amiiin.

Khoirunnas Anfauhum Linnas

Mari kita berbagi ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada yang membutuhkan. Semoga bermanfaat amiiin.

Khoirunnas Anfauhum Linnas

Mari kita berbagi ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada yang membutuhkan. Semoga bermanfaat amiiin.

Khoirunnas Anfauhum Linnas

Mari kita berbagi ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada yang membutuhkan. Semoga bermanfaat amiiin.

Khoirunnas Anfauhum Linnas

Mari kita berbagi ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada yang membutuhkan. Semoga bermanfaat amiiin.

Jumat, 23 Desember 2011

MENGEJAR MIMPI

“Woww,,kerenn banget nih anak…”ucapku takjub sambil melihat profile si pembuat novel cilik tersebut,aku terus membaca profilenya sampai tuntas”udah bikin novel dari kelas 4SD dan sekarang udah 5 novel yang dia terbitkan,,wonderfull…”

“aelahh,,apa menariknya sih,profile bocah ingusan yang baru buat 5 novel ajah dibanggain,mending ini nih,,,”kata ichi,sahabatku,sambil menunjukan profile artis korea yang lagi naik daun,dari nadanya terdengar meremehkan si novelis cilik yang profilenya lagi aku baca dan aku puji-puji *hehh,,sial banget sih diremehin gitu* aku yang mendengarnya jadi kesal,seenaknya dia ngomong begitu,emang ichi kalau udah ngomong,apa lagi sama hal yang dia tidak suka,suka nyakitin banget,bikin orang pingin plester mulutnya.
mengejar mimpi


“heh??jangan remehin gitu dong,lo sama dia juga masih unggulan si novelis cilik ini,lah,,lo emang punya apa yang bisa dibanggain”kataku membalas perkataannya ,yang nggak jauh lebih nyakitin,mata ichi langsung melotot,aku balas dengan tatapanku yang lebih tajam.

“ahh,,nggak mau rebut gue sama lo cha,kalau udah begini,,gue ngalah..”kata ichi akhirnya nyerah,kalah juga dia akhirnya,maklum maybe dia takut kalau aku bakal kabur ninggalin dia,karena Cuma aku sahabat satu-satunya yang mau main sama dia,kalau teman yang lainnya mungkin pada takut atau gimana gitu,karena menurut mereka,ichi tuh nyebelin,judes,kalau ngomong nyakitin dan jutex,tapi aku nggak pernah ngerasa dia seperti itu,mungkin terkadang seperti itu.

Sampai rumah,aku langsung merebahkan tubuhku diranjang,dan terus kepikiran sama si novelis cilik tersebut,aku jadi termotivasi untuk seperti dia,aku bangkit dari ranjangku,dan langsung menyalakan komputerku,kemudian aku embuka dokumen pribadiku*arsip chasha*,aku melihat hampir 20 dokumen cerpen karyaku,dan belom ada sama sekali yang aku coba untuk kukirimkan ke media cetak,semua cerpenku telah dinilai oleh bunda,ayah,kak tari,dan beberapa sahabatku yang main kerumahku,mereka menilai,cerpenku bagus,menarik,judulny monoton,mereka juga menyuruh aku untuk mengirimkan karyaku kemedia cetak.

“Lumayan cha,kan bisa dapet honor tuh kalu cerpen lo dimuat…”celetuk anggi,sewaktu ia bermain dirumahku.

“iya cha,mimpi lo dari dulukan mau jadi penulis terkenal,dan inilah saatnya lo wujudin mimpi lo..”timpal pasha.

Tapi entah kenapa aku belom punya keberanian untuk mempublikasikan semua cerpen karyaku,takut nggak diterima,atau nanti malah dikomen sama pembaca ceritanya lebay,norak,monoton,nggak jelas,nggak sealur,tokohnya terlalu dikit,dan sebagainya,,ah ..semua komentar itu berkelebat dipikiranku,mebuat semangatku turun,aku langsung menutup kembali dokumenku dan mematikan computer,dan lebih memilih tidur siang.

Hari ini aku akan pergi ke kantor pos untuk mengirimkancerpen hasil karyaku pribadi,dengan dianterin pasha,Pasha sahabat cowoku,dia sahabat keduaku setelah ichi.dia setia,dia selalu mau menemaniku kemanapun aku pergi,dia siap mebantuku.

Hatiku deg-degan ketika akan memasukkan cerpenku ke dalam kotak pos,aku sampai ragu,sejujurnya keberanianku belum terkumpul.

“Udah masukin ajah,cha..”kata Pasha dibelakangku

Aku menarik kembali amplop yang erisi 7lembar cerpen karyaku”gue takut sya..”

“Kenapa harus takut cha???”Tanya Pasha mendekatiku

“gue takut cerpen gue ga diterima,gue taku cerpen gue dianggap norak,gue taku cerpen gue…”tiba-tiba omongan gue dipotong sama Pasha,jari telunjuk pasha mendekati bibirku.

“ssstt…udah cha,lo harus optimis ya,soal komentar pembaca or diterimanya atau nggak cerpen lo,itu urusan nanti,,yang penting lo udah berusaha,ayo cha,,wujudin mimpi lo selama ini,lo nggak perlu mengejar mimpi itu lagi,karena sekarang kesempatan itu udah ada dihadapan lo,mimpi lo bakal terwujud chaa…”kata Pasha lembut,bahasa perkataannya membuat semangatku bangkit,tanpa ragu aku langsung memasukannya ke kotak pos,dan pulang.

Hari demi hari aku laluin dengan perasaan dagdigdug menanti kabar diterima atau tidaknya cerpenku,sungguh penantian yang buat hatiku dag..dig..dug,ini udah hari ke3,tapi belom ada kabar sama sekali soal cerpenku yang aku sumbangkan kepada salah satu media cetak remaja terkenal,ya tuhan..mungkin cerpenku tidak diterima..aku pasrah sajah kepadamu,,,

“Chaaa……”seseorang bersuara dari ruang tengah dengan teriakannya yang memnuhi seisi ruangan ini,rupanya suara bunda,ia berlari ke arahku,sambil menunjukkan sesuatu”Cha,,liat ini chaa….”

Perhatianku langsung terarah pada sesuatu yang bunda tunjukan pdaku,ternyata Cuma duit blanja yang ayah berikan pada bunda,terus apa menariknya,kenapa bunda segitu histerisnya menerima duit belanja yang berjumlah 300ribu itu,bukannya udah biasa??aku tak memperdulikan uang tersebut,huhh..bunda bikin aku kaget sajah.

Bunda menggoyang-goyangkan tubuhku,dan memelukku dan terharu,sambil berucap”terima kasih tuhan…”bunda memelukku makin erat,aku makin bingung dan nggak ngerti sama bunda yang tiba-tiba seperti ini,aku menatap kak.Tri yang lagi nonton tv,sambil mengisyaratkan kepada kakak perempuanku yang cantik itu*bunda-kenapa-sih?*,kak Tari Cuma mengangkat bahunya,dan justru melanjutkan acara nonton tv’nya.

Lalu aku beranikan untuk mencoba melepas pelukan bunda,yang belum aku mngerti maksudnya”bunda,,akk..u sesek nih…”kataku suaraku terdengar setengah sesak,setelah aku berhasil melepas pelukan maut bunda,aku langsung bertanya”bunda sebenarnya ada apa sih sama uang belanja yang ayah kasih buat bunda?”

Bunda langsung terkejut mendengar pertanyaanku,dan ia menatapku”hah??uang belanja..??”

“Iya,,itu tadi bunda ngapain nunjukin uang belanja yang ayah kasih,terus jadi teriak histeris gtu?”tanyaku masih penuh Tanya.

Nggak lama bunda tertawa mendengar ucapanku”kamu tuh polos banget sih sayang,,ngapain juga bunda nujukin uang belanja,,”

“lah,,itu tadi uang apa?”kataku masih penuh Tanya dengan gaya orang bodoh.

Bunda tersenyum,lalu membelaiku”chasha sayang,anak bunda,,selamat yah,,kamu,,,”suara bunda terdengar menahan air mata yang akan mulai membasahi pipinya lagi,dan bunda mulai berbicara kembali”cerpen kamu berhasil dipublikasikan dimedia cetak,dan ini honor kamu..”

Hah,,nggak salah denger nih aku,apa yang tadi barusan bunda ucapkan??cerpenku berhasil dipublikasikan,dan uang 300ribu,honorku??subhanallah,,aku langsumg menjatuhkan jidatku kelantai .

Tiba-tiba saja ..GEDEBUUKKK…!!!

Aku langsung tersadar,dan merasakan diriku terjtuh,rupanya benar aku terjatuh dari tempat tidurku,jadi yang tadi itu hanya mimpi?ya tuhan,,aku bner-bener harus mengejar mimpi itu lagi,ku kira sudah ku dapatkan.

Aku langsung bangkit dari lantai tersebut,dan aku lirik jam dinding di kamarku,jam telah menunjukkan pukul 06.00,,aku segera bangkit dan bergegas mandi.

Setelah mandi,aku langsung menyalakan computer,aku berniat untuk print cerpenku,sepenggal kata-kata Pasha dalam mimpi masih teringat dalam otakku* ssstt…udah cha,lo harus optimis ya,soal komentar pembaca or diterimanya atau nggak cerpen lo,itu urusan nanti,,yang penting lo udah berusaha,ayo cha,,wujudin mimpi lo selama ini,lo nggak perlu mengejar mimpi itu lagi,karena sekarang kesempatan itu udah ada dihadapan lo,mimpi lo bakal terwujud chaa…*kata-kata itu mebuatku semngat,ditambah lagi motivasi dari profile si novelis cilik tersebut,aku harus optimis,ini saatnya aku wujudin mimpi aku,aku nggak boleh mnyerah sebelum berperang,semuanya pasti ada hambatannya terlebiih dahuulu,mungkin saja kegagalan,kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda,kalau untuk kali ini aku gagal,aku bisa mncobanya dilain kesempatan.akhirny aku mebulatkan tekadku dan mncetak hasil karyaku,dan besok aku akan menyeret ichi dan Pasha buat nganterin aku ke kantor pos.

“ayolah,,anterin gue,,pliiss…”kataku memohon pada ichi,

“ogahh ahh…”kata Ichi ketus,sambil menggeleng mantap.ichi paling nggak suka kalau disuruh nganter2in.

huhh,,perlu jurusan supaya dia mau nganterin aku”pliss chi,,,nanti kalau gue dapet honor gue bagi dua deh…”

Ichi mulai tertarik dengan jurusku barusan”bener nihh???”aku mengangguk,akhirnya diapun menerima ajakanku,ichi bersedia mengantarku ke kantor pos*dasar matre…*ktaku membatin.

Sekaraang saatnya aku mengajak Pasha untuk mengantarkanku ke kantor pos,aku dan ichi segera kekelasnya,kelas pasha berbeda denganku,saat aku dan ichi telah sampai didepan kelasnya Pasha,entah kenapa aku nggak merasa hhawa keberadaan pasha,tiba-tiba Wigo,teman sekelas Pasha,keluar kelas,tentu saja aku langsung menghadangnya dan menanyakan soal pasha.

“Go…”panggilku,ia pun menghadap kkearahku

“Ada apa cha?nyari pasha ya?pasha udah pulang duluan dari tadi,karena tadi dia ngeluh kepalanya sakit,jadi dia pulang..”rupanya Wigo udah tau tujuanku,tapi ternyata Pasha udah pulang karena sakit,jadi hari ini aku berangkat dengan ichi sajah ke kantor pos,lalu aku pergi meninggalkan Wigo.

“makasih ya go..”ucapku sambil berlalu,Wigo hanya tersenyyum.

Aku langsung bergegas menuju kantor pos,dengan motor Ichi,padahal hari sudah sore,hampir maghrib,aku khawatir kalau nanti kantor posnya keburu tutup.

“cepetan dong,chii…”kataku harap-harap cemas,gaya menyuruhku seperti seorang penumpang menyuruh si tukang ojek untuk mempercepat kemudinya.

“iya,iya,,sabar cha,lo liat dong didepan,macet…”kata ichi setengah menoleh kearahku sambil tters mengklakson.

Tuhan,masih baik kepadaku,beruntunglah aku sampai sana kantor pos belum tutup,meski sudah nggak ada orang,hanya satpam yang lagi ngecek-ngecek keadaan sekitar,aku langsung masuk nyelonong tanpa permisi,dan Ichi aku tinggalkan diparkiran,tanpa piker panjang,aku langsung mengisi beberapa data yang diberikan si mbak-mbak itu,setelah itu,aku menyerahkan kembali,dan langsung masukin cerpenku ke kotak pos,fuiihh,,lega,,*tinggal menanti hari esok sajah..

Ini udah hari ketiga setelah aku mengirimkan cerpen kepada slah satu media cetak,tapi sampai saat ini belum ada kabar apapun,setiap pulang sekolah dengan pertanyaan yang sama ,aku selalu bertanya pada bunda atau kak tri dengan pertanyaan yang sama”bun,,ada telfon buat aku nggak”atau”kak,ada telfon buat aku nggak?”tetep ajah keduanya menjawab”Nggak..”huftt..aku mulai merasa putus asa,mungkin cerpenku gagal dimuat,tapi ya sudahlah,aku terima,dilain kesempatan pasti aku bisa.

Pulang sekolah,aku duduk termenung didepan tv,sambil memikirkan ide untuk cerita cerpenku selanjutnya,nggak lama dari ruang tengah terdengar suara deringan telfon,dengan malas,aku bangkit dan mengangkatnya .

“hallo,,”kataku setelah mengangkat telfon tersebut

“Ya halloselamat siang,,apa benar ini rumah adik Rimarsya richa?”kata seseorang disana yang menyebutkan namaku.

“Ya benar ini saya sendiri..ehm,maav ini siapa dan ada apa?”

“saya Karin,dari redaksi majalah teen,adik yang 3hari lalu mengirim cerpen berjudul Mengejar mimpi ya?”kata seseorang yang ternyata dari redaksi,what??redaksi majalah?dan dia menyebutkan cerpen kirimanku??,aku yang semula malas,dan tidak bersemangat jadi semangat.

“iya benar..”kataku penuh semangat

“oh ya,selamat ya dik,cerpen adik dimuat dimajalah kami,untuk honor telah saya kirimkan pada nomor rekening yang adik kasih,adik bisa melihat crepen adik dimajalah teen edisi 125 ya..”kata mbak Karin,,hah,benar nggak nyangka,kuucapkan syukur dengan sujud,berharap bukan mimpi lagi,dan benar ini nyata,akhirnya mimpiku terwujud sebagai penulis cerpen*ya allah,terimakasih,engkau memang adil…*

***

Hari ini,dengan senyum aku mengawali hari,lalu aku menghampiri kedua sahabatku,ichi dan pasha,dengan full smile,ichi dan pasha saling menatap bingung melihat sikapku hari ini.

“Cha,,lo kenapa sih?kog senyu-senyum gitu?”Tanya Pasha

“Lagi jatuh cinta kali”celetuk ichi,aku tetap masa bodo nggak peduli,lalu aku menunjukkan majalah teen edisi 125 yang aku bawa,keduanya tetap saling pandang bingung.

“Kenapa dengan majalah ini cha?”Tanya Pasha

“buka deh halaman fiction..”kataku masih sama dengan sambil senyum,lalu keduanya segera membuka halaman tersebut.

“Mengejar mimpi,bay Rimarsya Richa..”kata Pasha sambil mebaca isi halaman tersebut,pashapun tersenyum”wow,,jadi cerpen lo dimuat cha?”

Aku hanya mengangguk mantap

“waww,,keren,selamat ya cha,,,”kata pasha

“iya,makasih sya,ini juga berkat sran lo..”upss,,aku keceplosan.

“hah?saran?kapan gue ngasih lo saran cha?tanya Pasha bingung.

“uhmm,,uhmm,,dulu..mungkin lo udah lupa..”kataku sambil menghilangkan rasa gugupku menjawab pertanyaan Pasha.

“Ciee,,sarannya pasha masih diinget..”celetuk ichi usil

“Yee,,kan itu motivasi buat semangat…”kataku,Pasha yang berada disampingku hanya senyum.

“eh,mana janji lo,katanya ntar gue mau dibagi honornya..”kata Ichi yang masih ingat janjiku saat meminta dia untuk menemaniku kekantor pos.

“Iya..iya,,hari ini lo berdua sahabat gue,gue traktir di kedai pop ice depan sekolah nanti pulang,gimana?”

“okehh,,sip,,beli martabak juga ya..”kata ichi

“iyee…”kataku senyum.

Akhirnya,sekarang aku nggak perlu mengejar mimpi itu lagi,sekarang mimpi itu telah nyata,terima kasih tuhan,dan terimakasih untuk Pasha yang udah ngasih motivasi lewat mimpi,Thanks=)

BINGKISAN KATA ANAKU

Betapa terkejutnya aku sore itu, sepulang dari bekerja aku telah dibuat kesal oleh anak semata wayangku, Ira.. Bagaimana tidak, piring-piring yang telah pecah berserakan. Belum lagi nasi didalam panci yang tumpah, berceceran kemana-mana.
bersedih



“Ya ampun, Ira! Apa yang telah kau perbuat??” bentakku padanya. Ia hanya diam saja, terkejut. Dan sedikit demi sedikit bulir-bulir kecil menetes dari matanya yang mungil.


Sudah sering sekali anakku yang berumur tujuh tahun itu membuatku kesal. Dari piring yang selalu dipecahkannya, pakaian dalam lemari yang diobrak abrik, dan sampah berupa kertas yang selalu berserakan takkala aku pulang kerumah sehabis bekerja. Jika sudah terlanjur kesal seperti itu, maka tanpa panjang lebar lagi kutarik Ia lalu kupukuli tangan dan pantatnya. Sedangkan Ia hanya merengek dan mengerang, tanpa berteriak minta tolong. Bukan karena Ia tak mau minta tolong, tapi karena anakku itu memang tak bisa berbicara.




*********




Ibu dan ayahku terhenyak ketika mengetahui aku telah hamil tiga bulan diluar nikah. Aku telah dihamili oleh kekasihku sendiri, tapi bukannya Ia bertanggung jawab malah pergi meninggalkanku tanpa rasa belas kasihan sama sekali. Ibu dan Ayah lama-lama tak tahan menanggung aib keluarga yang telah ku bawa kerumah. Akhirnya mereka tak mau lagi menganggapku anak lagi. Mereka lantas mengusirku dari rumah. Hatiku sangat perih kala itu. Ku kutuk-kutuk anak haram yang saat itu tengah ku kandung. Dari situlah semua kebencianku berasal.




Paska pengusiranku dari rumah, akupun tinggal di sebuah kos kecil yang biaya pembayarannya ku dapatkan dari hasil upah mencuci baju. Dan selama masa kehamilanku, seringkali aku berusaha menggugurkan kandunganku itu. Aku tak mau anak haram ini lahir kedunia.Berbagai cara ku lakukan, dari minum obat-obatan sampai terkadang aku memukul-mukul perutku sendiri. Perlu diketahui, para tetanggaku tak ada yang tau kalau aku mengandung anak diluar nikah. Karena aku katakana kepada mereka bahwa ayahnya mati takkala usia kehamilanku berumur tiga bulan. Sekuat apapun aku mencoba menggugurkan kandunganku, ternyata Tuhan punya rencana lain. Anak ini tetap lahir kedunia. Tetapi keadaannya sungguh diluar dugaanku, kaki kanannya lebih pendek dibandingkan kaki kirinya. Ternyata anakku terlahir dalam keadaan cacat.




Aku malu mempunyai anak haram yang cacat. Walaupun para tetanggaku tak ada yang tau, tetap saja aku merasa jijik dengan anak itu. Namun, aku terpaksa tetap membesarkannya dengan susah payah. Perkembangan anakku terasa normal-normal saja hingga suatu saat ku ketahui ada satu hal yang terasa ganjil. Selain kaki kanannya yang tumbuh secara tidak normal, ternyata saat anak-anak seusianya telah lancar berbicara anakku bahkan tak bias menyebutkan satu katapun. Sejak saat itu aku tau, ternyata selain cacat anakku juga bisu. Entahlah, terkadang ada sebuah penyesalan karena telah melahirkannya. Lebih baik kubunuh saja Ia setelah ku melahirkannya.




Saat umurnya menginjak enam tahun. Ira kumasukkan ke salah satu sekolah dasar di kota ini. Walaupun prestasinya tidak terlalu buruk disekolah tapi aku tetap tak bisa menerimanya sebagai anakku. Mungkin aku terlalu trauma dan benci dengan masa laluku. Bagaimana tidak, karena anak haram inilah aku di usir dari rumah, karena anak cacat inilah hidupku menderita seperti ini. Hingga aku harus banting tulang hanya untuk menghidupi seorang anak yang cacat dan bisu. Bahkan aku terlalu malu untuk datang ke sekolahnya setiap ada pertemuan antara guru dan orang tua.




Seperti biasa,pada jam empat sore aku pulang dari rutinitas pekerjaanku. Berharap sesampai dirumah bisa menemukan ketenangan, tapi aku tak percaya dengan apa yang kulihat. Kamar mandi telah digenangi oleh air yang berasal dari keran yang mungkin lupa ditutup oleh Ira.


“Ira. Apa-apaan ini?” Aku berteriak sekeras mungkin. Lalu ku cari Ia didalam kamar, ternyata kamar kosong. Ku cari Ia dibelakang rumah, tetap nihil.


“Ira. Dimana kamu?!?!” Aku berteriak lebih kencang lagi, tapi tak kunjung Ia menampakkan diri. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari kerumah tetangga. Dan ternyata benar, Ia sedang bermain disana. Tanpa panjang lebar lagi, ku tarik tangannya dengan paksa. Aku tak peduli lagi dengan tatapan mata para tetangga. Kesabaranku benar-benar habis kali ini. Sesampai dirumah, kupukul ia, puas memukul langsung kumasukkan dirinya kedalam kamar mandi yang tentu saja masih tergenang air. Anakku itu mencoba berontak, tapi tenaganya yang kecil itu tak seberapa menghadapi iblis yang telah merasuk dipikiranku. Kulihat Ia hanya merengek dan meronta. Seandainya Ia bisa bebicara, mungkin saja Ia akan berteriak minta tolong atau bahkan mengumpat dan mengutuk-ngutuk aku yang kejam ini.




Setelah puas melampiaskan kemarahanku padanya. Akupun terkulai ditempat tidurku, entah capek karena habis marah atau memang capek karena baru saja pulang bekerja akupun tertidur. Sekitar pukul enam tiga puluh aku baru terbangun.


“Ya ampun. Aku belum sempat beres-beres.” Segera aku beranjak dari tempat tidur dan mulai berberes-beres. Baru kali inilahrumahku yang tampak paling berantakan. Dapur kotor,diruang tamu berhamburan banyak sekali kertas yang berasal dari buku tulis anakku yang dengan susah payah aku beli, tapi dengan mudahnya Ia mencoret-coret lalu membuangnya begitu saja. Kupunguti kertas itu satu persatu sambil bibirku menggerutu berkepanjangan. Tapi timbul rasa penasaranku akan apa yang dicoretkan oleh anakku di kertas-kertas itu. Akupun lalu membuka salah satu dari kertas yang kupungut. Dan aku tak percaya dengan yang ku lihat dan kubaca. Sebuah tulisan acak-acakkan dari seorang anak sekolah dasar yang cacat dan bisu.


Bunda,Ira minta maaf kalau selama ini Ira nakal
Ira juga minta maaf,udah buat bunda kecewa dengan keadaan Ira
Tapi bunda,tolong jangan pukuli Ira,Ira janji nggak akan nakal dan akan nurut sama bunda
Bunda,Ira ingin sekali berbicara pada bunda
Tapi setiap bibir Ira mau Ira buka, rasanya seluruh kepala Ira jadi sakit
Bunda, jika Tuhan mengizinkan Ira dapat berbicara
Ira ingin sekali mengatakan pada bunda
Betapa Ira sangat sayang pada bunda


Tiba-tiba seperti ada sekat yang mencekat di kerongkonganku setelah membaca tulisan itu. Rasanya seperti ada benalu berduri yang menjalari hati. Entahlah, sungai air mata pun tak terbendung menjadikannya sebuah air terjun yang membasahi pipi.


“Ira, dimana Ira?” Aku tersadar dan segera mencarinya. Aku baru teringat, beberapa jam yang lalu aku mengurungnya di dalam kamar mandi.


“Ira!!!” Aku menjerit, hingga tetangga berhamburan, kaget menghampiri rumahku. Aku terkulai lemas dikamar mandi melihat anak semata wayangku tak sadarkan diri. Wajahnya begitu pucat, tubuhnya pun sangat dingin. Kini aku baru menyadari, bahwa perbuatanku kepadanya sangatlah keji. Ku sadar, semua yang terjadi ini tak ada hubunganya dengan Ira, apalagi sampai menyalahkannya. Dan ada satu hal yang kini aku percayai. Mungkin Ia memang cacat, mungkin Ia memang bisu. Tapi aku percaya, Ia mampu untuk berbicara. Berbicara dengan hatinya. Bukan hanya satu kata, melainkan beribu kata.






Sesampainya dirumah sakit, Ira langsung di bawa ke ruang unit gawat darurat. Aku menunggu di luar. Detik demi detik berlalu menjadi menit, menitpun berlari menuju jam. Hingga akhirnya pintu ruangan itu terbuka, seorang dokter keluar.


“Bagaimana dok keadaan anak saya,Ira baik-baik saja kan?” Aku memburu pertanyaan kepada sang dokter, air mata terus membanjiri kedua pipiku. Tapi sang dokter tetap diam.


“Dok, apa yang terjadi?Tolong jawab dok!” ku getar-getarkan bahu sang dokter, berharap sang dokter memberikan jawaban yang mampu menenangkan kegelisahanku. Sang dokter hanya mendesah dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Aku lemas tak berdaya. Air mata semakin tumpah membanjiri pipi.


“Maafkan bunda,Ira.” lalu semua tampak gelap bagiku.






**********






Aku terbangun dari tidurku, namun ketika membuka mata aku sadar aku tak berada di dalam kamarku. Ini hanya sebuah ruangan kecil dengan pintu berterali. Entah, sudah berapa tahun aku menginap disini. Aku sudah tak bisa lagi mengingat tanggal, bulan, apalagi tahun. Yang ku tau, waktu itu terasa sangat lama. Seoran wanita berpakaian seperti seorang suster atau perawat lalu membuka terali yang mengurungku dan menarikku keluar dari ruangan itu. Kulihat banyak sekali orang-orang yang berperilaku aneh disini. Ada yang bergoyang-goyang sendiri, ada yang diam bagai patung, dan ada yang berteriak-teriak tak jelas. Dan aku sadar, kini akupun menjadi salah satu bagian dari mereka.

THE END

Bila Kancil Hidup Di Tahun 2011

Pada suatu hari hiduplah kawanan binatang , dan mereka hidup di sebuah hutan yang akan di tebang dan akanKancil dan kawan-kawan-hidup di tahun 2011 dijadikan sebuah kawasan perumahan. Berita tentang penebangan hutan itu memang membuat semua hewan yang ada di hutan itu cemas dan was-was. Mereka semua berkumpul untuk membicarakan hal itu.
Gambar kancil



Singa sang raja hutan pun berpikir terlalu berlebihan hinga tiga hari tidak tidur. Namun akhirnya raja hutan itu mendapat sebuah ide, maka di kumpulkannya lagi semua warga hutan itu. Dengan sombongnya singa itu berkata, “jika manusia datang aku akan menyerangnya dan tak akan membiarkan mereka keluar dari hutan ini hidup-hidup”. Semua hewan yang ada bersorak, mereka berpikir hutan akan aman karena ada sang raja yang melindunginya.

Namun kancil tidak berpikir demikian, kancil tahu bahwa manusia datang membawa banyak peralatan yang canggih dan berbahaya. Singa itu juga menenangkan hati rakyatnya yang tengah gundah dan ketakutan. Belum habis singa itu memberi tahu ide-idenya yang tak masuk akal, kancil segera pulang dan mencari teman-temannya.

Teman yang pertama kancil cari adalah buaya, dengan terengah-engah kancil menemui buaya yang terlihat sedang berendam di hulu sungai. Kancil langsung berteriak kepada buaya,”hai buaya, ikutlah dengan ku”. Buaya yang sedang bersantai itu langsung bergerak mendekati kancil dan bertanya, “ada apa kamu mencari aku?” Kancil itu menjawab,”kita harus menghentikan penebangan hutan ini.” Buaya tertawa melihat perkataan kancil.

Kancil langsung menjelaskan apa yang terjadi dan buaya terkejut mendengar itu. Segera buaya keluar dari danau dan pergi mencari sahabat lamanya, Anjing pak tani atau biasa mereka memanggilnya Dogi. Kebetulan Pak Tani sedang pergi ke kota untuk membeli pupuk. Jadi Dogi sendiri di rumah.

Kancil dan buaya bergantian menjelaskan apa yang akan terjadi. Dan Dogi terkejut akan hal itu. Mereka berunding dan ketiga hewan itu terlihat sangat serius. Dan hingga kancil mendapat sebuah ide. “bagaimana jika kita pergi ke kota dan mencari manusia yang cinta lingkungan?” Buaya dan Dogi setuju akan hal itu. Mereka segera keluar dari hutan dan mencari jalan yang aman, karena biasanya ada pemburu yang bisa membuat nyawa melayang.

Dan ternyata hal itu benar, mereka bertiga melihat dua orang pemburu mengendap-endap dan bersiap menembak seekor rusa yang sedan makan di padang rumptut. “ kawan-kawan, bagaimana jika kita kagetkan para pemburu itu? Ujar Dogi. Kancil dan buaya setuju. Mereka pun menggunakan strategi lama,

Dogi menjenggong sekeras mungkin, dan hal itu menarik perhatian pemburu itu. Para pemburu menghampiri dogi dan kancil segera berlari menuju pemburu itu dan menendang kedua pemburu itu. Para pemburu itu lantas jatuh tersungkur. Segera Dogi mengambil senjata milik pemburu. Setelah itu buaya dengan gagahnya menghampiri para pemburu dan membuka mulutnya besar-besar seakan akan ingin memakan para pemburu itu.

Para pemburu itu lantas bangun dan berlari ketakutan, kancil dan kawan kawan lantas tertawa terpingkal-pingkal. Mereka langsung melanjutkan perjalannya. Jalan pintas menuju kota hanya bisa di lewati dengan cara menyebrangi sebuah rawa. Kancil menghentikan langkahnya.

“kenapa kamu kancil?” buaya bertanya, kancil terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Buaya. “hai kancil, kamu kenapa?” kini dogi ikut bertanya. “aku tidak bisa berenang.” Jawab kancil. Buaya yang sudah berada di dalam rawa menyuruh kancil berdiri di atas punggungnya. Dan mereka bisa menyebrangi rawa itu bersama-sama.

Dan akhirnrya mereka sampai di ujung rawa yang berbatasan langsung dengan kota. Kebetulan ada sekumpulan para pecinta lingkungan yang menanam ratusan pohon di dekat rawa itu. Para pecinta alam itu lari berhamburan menjahui tepi rawa itu setelah melihat kancil dan kawan-kawan keluar dari rawa.

Kancil bergegas mengejar para pecinta lingkungan itu namun tak bisa, pecinta lingkungan itu pergi menggunakan mobil. Kancil kembali ke tepi rawa itu dengan wajah kecewa. Saat mereka berkumpul terdengar kabar jika besok adalah hari yang ditunggu-tunggu karena pemukiman itu mulai di kerjakan.

Setelah mendengar hal itu kancil dan kawan-kawan langsung kembali mencari para pecinta lingkungan yang lain. Namun bukannya para pecinta lingkungan yang di dapat, malah wajah ketakutan dari warga. Karena ada buaya yang berjalan di kota. Para petugas berdatangan. Namun buaya yang tak biasa dengan lingkungan yang ramai itu menjadi marah dan mulai menyerang para pertugas.

Dan di saat itu ada truk-truk besar yang mengangkut alat-alat untuk menebang hutan. Dogi lantas mengejar truk itu sambil mengongong. Sementara itu, kancil masih berupaya menenangkan buaya. Saat buaya sudah tenang, mereka berdua lantas ikut mengejar truk itu.

Para petugas itu heran melihat tingkah binatang-binatang yang sangat aneh. Petugas itu juga ikut mengejar binatang-binatang yang bertingkah aneh itu. Dan kini mereka semua telah berada di hutan para penebang hutan itu segera memasang peralatan mereka. Dan hal itu membuat para penghuni hutan ketakutan dan meminta raja hutan melindungi hutan.

Namun raja hutan yang tak lain adalah singa itu tak bisa bicara apa-apa, rakyatnya terus mendesak singa, sehingga singa kabur dan pergi begitu saja.

Petugas akhirnya mengerti maksud perginya binatang-binatang itu lari dari hutan. Dan pera pertugas memberi peringatan kepada para penebang, para penebang itu segera pergi dari hutan dan menyimpan amarah kepada hewan itu. Seorang penebang melemparkan sebuah pisau dari atas truknya dan tepat mengenai kancil.

Tubuh kancil langsung roboh dan mengeluarkan banyak darah. Petugas yang ada segera membawa kancil ke rumah sakit hewan terdekat dan juga menangkap penebang yang melempar pisau itu.

Buaya dan dogi tak bisa berbuat apa-apa. Dengan tertunduk lemas mereka kembali ke hutan. Di saat semua warga hutan berpesta karena hutan tak jadi di tebang, buaya dan dogi menangis.

Buaya lantas memberitahukan kepada warga hutan apa yang sebenarnya terjadi. Pesta itu menjadi sunyi.

Di rumah sakit hewan.

Kancil di rawat dan mendapatkan beberapa jahitan. Dokterjuga menyatakan jika terlambat sedikit saja, kancil tak bisa di tolong. Kancil berhasil di selamatkan dan di perbolehkan kembali ke hutan.

Para petugas mengantarkan kancil kehutan dan kancil mendapati tempat tinggalnya sepi dan sunyi. Kancil mulai masuk kedalam hutan, yang terdengar hanya langkah kecilnya.

Dan ketika dia sampai di dalam hutan pesta kejutan dari warga hutan itu mengejutkan kancil, dan semua yang ada berterima kasih kepada kancil atas jerih lelahnya.

Hutan itu menjadi tenang dan tentram kembali...

---------------------------
Cerpen Tema Pendidikan ini Karya : Kristan asal Sidoarjo, Jawa Timur

CERITAKU DI SMP BAGIAN 2

Setelah caturwulan 2 ada sebuah cerita yang tak pernah bisa aku lupakan. Tepatnya di kelas 1c waktu itu pada Mata Pelajaran KESENIAN yang diajarkan oleh Bapak Drs. SHOFWAN, dia kalau di lihat hanya sekilas orangnya sangatlagh galak, akan tetapi jika kita sudah mengenal sama dia, dia itu suka Humoris juga sama murid-muridnya yang sudah akrab dengannya.
Jambangnya yang bikin dia kelihatan Guru yang paling galak, kumisnya yang bikin klepek-klepek semua kaum hawa…………. Aduh aduh terus terang aku sangat ketakutan jika berada disampingnya, walaupun nilaiku selalu baik dalam bidang kesenian. Seolah olah dia itu seperti hantu dalam kehidupanku di kelas, jika berhadapannya aku selalu menundukan kepalaku, aku tidak berani memandanginya secara bertatap muka, dia sungguh sangat mempesona dan kharismatiknya ampun deeeccccch………..!!!!
Suatu hari aku memang benar-benar kecapean karena aku membantu mak aku mengambil kayu bakar di hutan, hutan yang masih lebat, hewan-hewan liarpun masih banyak terutama monyet, hewan yang satu ini sangatlah menjengkelkan jika ada orang yang lewat apa lagi membawa buah PODOYO (itu nama buah kesukaan aku ketika masih kecil) monyet-monyet selalu menyerang mengambilnya. Monyet kelemahanya yaitu pada BANGKRAH (ranting-ranting yang berjatuhan dari pohon besar) jika dhantamkan mereka monyet-monyet akan berlari ketakutan.
Setelah pulang dari hutan hari sudah larut malam aku mandi langsung makan kemudian bobok manis dengan lantunan tembang jawa seorang ayah. Matakupun mulai tersayup oleh nada lantunan tembang seorang ayah. Mimpi-mimpi indahpun mulai bermunculan, tak terasa akhirnya Si Jago di halaman belakang mengumandangkan suaranya yang menandakan bahwa hari sudah pagi, saatnya bangun dan mengambil air wudlu untuk ADZAN di Masjid dan Sholat berjama’ah.
Seusai sholat subuh ku membantu Mak dan Bapak mengangkat barang-barang daganganya keatas angkot untuk pergi kepasar.
“ Nang………….. sepeda ontel kamu bisa untuk pergi sekolahkan ?” mak bertanya dengan penuh senyuman
“ Iya mak bisa….!!!” Kulihat mak membuka sebuah kantung uang logam di berikan kepadaku
“ ini uang Rp. 100,- untuk beli minuman jika kamu haus…… !!!”
“ yaaaah emak kok Cuma seratus si mak …” dengan nada memelas agar di berikan uang jajan tambahan.
Ternyata emak gak mau nemabahan uang sakuku, nasib-nasib padahal nanti ada pelajarannya pak Shofwan, pasti aku kelaparan. Haduh-haduh…….. mak – mak,……………. Tak lama kemudian matahari mulai memunculkan sinarnya, akupun bergegas mandi dan menyiapkan segala kebutuhan sekolahku pagi ini. Setelah semuanya telah siap terdengar lantunan suara yang keras dari dapur………..
“ Diiiiiiiiiiiiiiiiiik………….. sarapan dulu … “ suara lantunan dari kakaku perempuan
“ iya mbak…. “ aku langsung menghampiri sarapan pagi yang telah di siapkan kakaku, yaitu sambal trasi sama Timun muda kesukaanku. Kulihat kakaku membungkuskan nasi dengan daun Jati gak tahu untuk apa nasi tersebut, eh gak tahunya nasi tersebut di masukan kedalam tasku.
“ ini apa mbak ?” dengan sok blagu tidak tahu apa yang di masukan
“ Ini untuk bekal makan siang kamu nanti disekolahan, nanti kamu kan ada jam Olah Raga sama kesenian makanya aku siapkan Nasi ini untuk bekal kamu agar tidak kelaparan, tadi kamu di kasih sama mak Cuma Rp. 100,- kan ?”
“ iya mbak ?’
“yaudah itu dibawa aja, uang sakumu buah beli minumannya ya..? hati hati……. Aku nanti berangkat sekolah bersama temanku  aja Boncengan, kamu naik sepeda sendiri ya “
“Iya Mbak suwun…”

Bergegas kuambil tasku langsung siap mankring di sepeda onthel kesayanganku itu, lajuan cepat tanpa rem langsung tancap. Brem brem teng teng………… wussssssssssshhh….. Aku berharap pagi ini aku tidak terlambat lagi aku sudah bosen dengan hukuman-hukuman yang di berikan Guru piket malas aku menghadapinya.
Aku tidak memperdulikan disekelilingku aku langsung tambahkan kecepatan lajuan onthelku, suasana  becek di jalan membuatku harus berhati-hati karena ku takut kalau ada sebuah jembretan yang mengenai seragam aku. Rasa capek rasa lelah sudah kubuang jauh-jauh, dan tak kusangka ketika di pertengahan jalan ku lihat ada sebuah mobil PANTHER yang masih kinclong, kalau terkena sinar matahari membuat silau di mata.
Mobil tersebut semakin lama semakin mendekatiku, aku melamun “kapan ya aku punya mobil mewah seperti itu “ tiba-tiba lamunan itu sangat menghantuiku hingga aku tak sadar kalau di depanku ada sebuah lobangan dan ada   genangan airnya. Ketika bersampingan dengan mobil tersebut aku sambil meliriknya, mobilnya Panther itu memang lumayan kencang lajunya. Byuuuuuuuuur……. Ku tersadarkan diri akan lamunan itu karena mobil tersebut menjebret kaos kakiku dan celana pendeku. Waduh-aduh ……. Kaos kakiku jadi basah dan celanaku jadi kotor, kata-kata jelekpun dengan spontan langsung keluar di mulutku……………
Sambil mencari air bersih untuk membersihkan kaos kakiku dan celana pendeku aku melajukan sepedaku agar aku tidak telat lagi. Tak lama kemudian aku menemukan sebuah selokan Irigasi seorang petani kemudian aku menghampirinya dan membersihkan semua kotoran hasil jembretan Mobil sialan itu. Sambil berfikir “ aku tidak mau punya mobil mewah jika hanya untuk sebuah kesombongan seperti orang tadi lebih baik sepeda onthel yang ramah dengan penuh pengertian dari pada kaya harta tapi sombong kayak orang tersebut”
Kaos kaki celana pendeku sudah bersih saatnya menancapkan sepedaku melaju dengan kencang untuk menuju  sekolahku dan menuju impianku.  Tak lama  kemudian aku sampai di gerbang pintu masuk sekolah kulihat pak Waluyo (tukang kebun sekaligus SCURITY di sekolahanku) tersenyum dengna wajah ceria tapi aku tidak apa maksutnya.
“ hemmmmm kadingaren gak telat lagi….. ? suara yang ramah dan agak ngece
“apa si pak….?,,,  Tadlo gitu loh…..” dengan nada pede aku mengucapkannya sama pak Waluyo
“ cie cie ngompoooooooooool……. Ni ye…… hahahahahaha”
“ gak pak ke jembret air di jalan tadi “ sambil menuntun dan tidak meperdulikan pak WALUYO
Akhirnya sampailah aku ke sekolahan, ku parkirkan sepedaku di tempat parkir biasanya kemudian aku langsung masuk kelas dan bertemu dengan teman-temanku. Teman-temanku semuanya ada memperhatikan langkah-langkahku karena disetiap langkahku ter lihat tetesan air yang menetes  di lantai. Waduh aku jadi malu. Karena jam pertama adalah jam olah raga  aku langsung bergegas mengganti pakaianku dengan seragam olah raga di WC siswa.
Tak lama kemudian bel berbunyi tandanya jam pelajaran siap di mulai. Aku langsung bergegas kembali ke-Kelasku.
“tok tok….. Selamat pagi anak-anak “
“ selamat pagi pak Guru …!!! Suara yang serentak dari murid-murid
“ kali ini pelajaran kita adalah praktek lapangan yaitu mempraktekan LARI ESTAFET yang sudah saya jelaskan minggu kemarin, sekarang mari anak-anak memilih yang  jadi anggota kalian, terserah kalian mau pilih siapa yang menjadi pasangan lari estafet kalian, jika kurang paham silahkan tanya sekarang”
Tanpa ada sebuah pertanyaan kami langsung berangkat ke lapangan bergegas mencari pasangan-pasangan sendiri ternyata aku terpilih menjadi pasanganya si gembrot, memang sih dia cantik sekali tapi sayang kalau di ajak lari kayak kura-kura berjalan geal-geol. Aku terletak pada posisi terakhir setelah si gembrot, payah apes ini. Akupun tak berharap  banyak pasti kali ini nilai prakteku anjlok, akan tetapi  aku tidak boleh pantang menyerah ini adalah pelajaran yang paling aku sukai dan aku dan kelompoku harus mendapat nilai yang bagus.
Aku gak pernah menyangka ternyata kelompok cara prakteknya bagus sekali baik cara mengambil dan memberikan tongkat estafet kepada teman-temanya sesuai yang di harapkan oleh kami dan guruku. Aku jadi makin bertambah semangat. Tak lama kemudian sebelum si gembrot lari teman kelompoku lumayan larinya jadi tidak kalaah saing dengan teman kelompok yang lain, setelah  tongkat di berikan sama si gembrot itu, lajuan kencang larinya si gembrotpun sudah di mulai ………
Glinuk, glinuk gajah atau  kebo ya yang lari kali ini, perutku menjadi mules karena  ketawain si gembrot yang larinya indul-indul… ku lihat pantatnya si gembrot menyampin kenan dan menyamping ke kiri semua manusia pandangan matanya menuju pada si dia, kulihat pak  Guru juga ketawa  terbahak-bahak, kemudian pak guru menghampiriku sambil berkata “ yang sabar Dlo…. Yang cepat akan dapat nilai yang baik, semoga kamu dapat lari sekencang mungkin…. Hahahahahaha“  dalam benaku “ awas ya pak lihat aja nanti !!!”
Kulihat si gembrot masih kurang setengah lapangan lagi dan teman-teman lainnya kurang sedikit lagi sudah sampai dan mau memberikan tongkat estafet tersebut…. Waduh waduh si gembrot ayo cepat…
Tak lama kemudian teman-teman lainnya sudah memberikan tongkat tersebut dan langsung tancap gas lari semua, dengan nada semangat aku memberi support pada si gembrot. “ ayoooo canttiiiiiiiiiiiiiiiiK…..” suara dengan lantang keluar dari mulutku ku lihat teman-temanku pada senyum melihatku. Selang 10 menit si  gembrot datang memberikan tongkat tersebut kepadaku ku lihat teman-teman sudah sangat jauh sekali. Aku hanya berfikir  pada kemenangan dan maju terus aku ingin memberikan sebuah kejutan pada  Guru olah ragaku.
Karena sepatu yang sudah agak rapuh tiba-tiba sepatuku dua-duanya yang kanan dan yang  kiri terlepas semuanya di pertengahan  lapangan akupun tidak memperdulikannya terus lari dan lari, akhirnya aku bisa melihat teman-temanku yang larinya sudah pada kelelahan. Aku langsung lajukan dan tambah kecepatan lariku dengan penuh semangat, selang beberapa menit akhir aku bisa bersanding dengan teman-temanku walaupun  pada awalnya aku ketinggalan lumayan sangat jauh.
Gak nyangka ternyata ada diantara temanku itu  larinya tetap konsisten tanpa ngos-ngosan dan tetap maju  terus, aku terus mengejarnya dan terus mengejar, dan pada akhirnya kulihat jarak finishnya tinggak beberapa meter lagi. Namun temanku yang satu ini tetap di depanku aku lari sekencang apapun aku tetap tidak bisa menyalipnya. Akhirnya aku mendapat nomor dua dari lari estafet tersebut. Ku lihat pak guru tersenyum meilihatku aku senang dan bangga, si gembrot menghampiriku dan mengucapkan kata maaf d an trima kasih aku hanya menundukan kepala.
Setelah di nilai dari pak Guru  kami semua ke warungnya “Mbah Wo” teman-temanku pada jajan makanan dan lain-lain aku hanya membeli secangkir teh dan aku suruh Mbah Wo untuh membungkusnya, karena sudah tahu kebiasaanku  Mbah Wo selalu memberikan lebih banyak dari takaran biasanya yang di jual kepada teman-teman. Aku langsung bergegas ke kelas untuk mengambil bekalku yang telah disediakan kakaku, kemudian aku langsung halaman belakang kelasku disitu ada pohon REMBULUNG (nama istilah jawa) tempat mandi siswa yang bandel setelah berolah raga.
Ku buka bungkusan nasi + sambal trasi, kemudian aku minum teh yang aku beli tadi sruuuuuuuuup sungguh teras ini nikmat bersam semilirnya angin ku nikmati makanan pagi menjelang siang itu, beberapa menit kemudian ada suara tanah yang kemretek di sampingku dari atas ku lihat “srooooooooooookkkkk…….. si gembrot kepleset dari atas “,,,,,,,,, aaaaaaauuuuuuu….. sambil menjerit sigembrot jatuh telungkap di sampingku, “ kamu…!!!” aku terkejut melihat si gembrot jatuh
“ maaf ya…. Aduuuuh sakit…!!!” sambil merengek kesakitan
“ ngapain kamu kesini….? Ku bertanya pada si Gembrot….
“ aku Cuma ngikuti kamu setiap habis olah raga mesti kamu ngilang tidak seperti teman-temanku kamu makan di warungnya mbah Wo”… sekali lagi minta maaf ya…!!!”
“ yaudah gak pa2..” sambil melanjutkan makanku
“ dlo boleh gak minta makan kamu ?”…… dengan memelas
“ boleh…..!!!! sambil kecewa karena makananku mau di rampas
“ mamaku gak pernah bikinin sambal hitam kayak gini, biasanya telur ceplok sama ayam Goreng”….  Sambil mulutnya tersumpal oleh nasi
“ kamu ini sungguh kejam ya…?” nada bercanda keluar
“ iiiiih kenapa kamu gak ihlas ya ngasih makanan kamu ke aku ? berhenti menguyah nasinya sambil mata melotot memandangiku
“ gak gitu maksutnya,,,,,,, kamu sudah makan telurnya… kamu juga makan dagingnya apa  gak kasin kamu sama AYAM ? hahahahahahha……
Bercanda riang sambil menikmati makanpun menemani kami, si gembrot ternyata cantik juga kalau dari dekat, hik hik hik… akhirnya nasi kamipun  habis ludes kemudian aku meminum teh yang aku beli tadi, ku lihat si gembrot gak bawa minuman jadi aku kasih sama dia tapi di gak mau katanya jorok, kemudian di mengeluarkan sesuatu dari saping yaitu tasnya ternyata berisikan minuman Jus,,, sruuuuuuuuuup aku jadi ngiler melihatnya. Kemudian dia  juga mengeluarkan makanan ringan dari tas sakunya itu, wuih kue2nya ternyata banyak sekali aku di tawarinya kalau dipikir-pikir kami seolah-olah kayak berpacaran aja tapi aku takut sama si gembrot karena pacarnya banyak sekali. Akan tetapi dia sangat baik sekali kepadaku, apakah dia suka padaku atau tidak ah mboh dak ngerti masalah yang itu.
Tak lama kemudian makan kamipun ludes tanpa tersisa cuci tangan dan muka kemudian kami kembali kekelas. Jam istirahat sudah habis waktunya mata pelajaran kesenian di mulai. Akhirnya celanaku dan kaos kakiku sudah agak kering aku duduk di bangkoku berdampingan dengan si ARIEF. Teman sebangkauku itu.
Selang beberapa menit pak guru datang dengan mengucapkan salam dan selamat pagi karena kelas kami terdiri dari dua Agama yaitu Agama ISLAM dan BUDHA. Waduh waduh si Brewok (nama Sebutanku khusus buat dia namanya Bpk. Shofwan salah satu guru yang menjengkelkan) sudah datang nich cihuiy tenang aja Tugasku kan sudah kelar semua jadi tinggal tenang-tenang aja (dalam benaku).
“anak-anak Tugas mminggu kemarin tolong di Kumpulkan,” Suara agak Keras dan serak-serak
“ iya pak ……..!!! jawaban serentak dari murid-murid.
“ tadlo kamu yang paling belakang ambil semua tugas-tugas temanmu ….!!
“ iya pak….!!! Dengan nada ketakutan, aku langsung bergegas mengambil tugas semua temanku.

Setelah semua tugas telah terkumpul semua akhirnya pak Brewok memulai pelajarannya yang baru, dengan gaya-gayanya yang sok jaim itu. Sebelumnya dia menulis disebuah papan tulis tentang pelajaran yang akan di bahas pada pagi itu, ketika dia mencatatat semua Topik bahasan akupun mengikutinya agar tidak terlambat menulisnya. Semakin aku banyak menulis mataku memulai sayu dan rasa kantuk mulai menyerangku hingga tulisanku seperti CACING-CACING yang sedang bnerjalan.
Temanku si ARIEF membangunkanku, aku kaget dan meneruskan Tulisanku. Setelah si Brewok selesai menuliskan Topik bahasan beliau duduk sambil Baca-baca buku di Meja GURU sambil menanti muridnya selesai menulis topik bahasannya. Tak lama kemudian akupun selesai menulis semua Topik bahasan tersebut. Si brewok bertanya kepada siswanya sudah selesai belum  ternyata ada yang masih belum menyelesaikannya, si brewokpun melanjutkan bacaanya itu.
Mataku semakin lama semakin ngantuk aja, si Brewok kemudian langsung membeberkan atau menerangkan semua yang telah di Tulis dalam topik bahasan kali ini. Suaranya yang merdu menambah berat rasa kantuku seolah-olah aku sedang diceritakan sebuah dongeng oleh Bapaku di rumah hingga aku tertidur pulas oleh  pembahasan yang telah di sampaikan pak Shofwan itu. Tanpa kusadari sampai aku terbawa oleh mimpi-mimpi yang indah dengan sendau guruan yang begitu mengasikan dalam mimpiku.
Aku serentak terbangun kaget ketika mendengar hantaman penghapus yang sedang mengenai mejaku. Doooooooooooooorrrrrr……….!!!!!  suara itu seolah-olah seperti petasan yang sedang berbisik dalam telingaku hingga aku hampir terjatuh dari kursi tempat duduku. Semua temanku pada terdiam sunyi tanpa suara, karena takut mendengar suara hentakan yang dipijarkan oleh bapak Shofwan. Aku terpengangah melihat bapak Shofwan yang semakin mendekatiku dengan mata melotot ke arahku tanpa menengok ataupun senyum. Kemarahan yang amat besar terlihat sekilas di wajah bapak Shofwan, akupun terdiam terpukau melihatnya hingga aku tidak berani mengedipkan mata. Aku juga saling melototi wajah bapak shofwan yang penuh dengan kemarahan itu.
Tiba-tiba, ciiiiiiuuuuuu bruuuuuuak..!!!! “ Loooh pak shofwan kemana….?” Dalam benaku karna tiba-tiba bapak shofwan menghilang dari pandanganku. Ternyata pak shofwan terjatuh karena tergelincir oleh tongkat pramuka yang dengan tidak sengaja temanku menaruh tongkat pramukanya di bawah meja dan aku menjulang ke perbatasan mejaku hingga mengenai bapak Shofwan dan akhir bapak shofwan terjatuh. Tak satu orangpun yang berani tertawa walaupun kelihatannya lucu. Cuma aku yang memberanikan diri tersenyum dan menolong bapak shofwan.
Kemarahan yang semula membuat darahku mendidih sekarang sirna seperti ditelan bumi. “trimakasih…!!!” suara yang lembut diucapkan oleh bapak shofwan dan akupun menundukan kepalaku tanpa suara atau sepatah katapun yang terurai dalam mulutku. Diam mimbisu karena masih merasakan sebuah kesalahan kepadanya. Bapak shofwan akhirnya berdiri dan aku duduk ke bangkau lagi, dia berdiri disamping aku duduk yang bersebelahan dengan temanku arief itu.
“ kenapa kamu tertidur ketika aku menerangkan pelajaranku ..?” pertanyaan pak Shofwan yang diberikan kepadaku dan aku menjawabnya
“ maaf pak mungkin aku kecapean pak, karena kemarin aku bantu mak sama pak’e di gunung untuk mengambil kayu bakar” suara yang begitu panik dan ketakutan
“siapa nama kamu ..?”
“Bapak Shofwan.!!! Aku kira pertanyaan itu adalah “siapa guru kamu”, dan semua teman-temanku pada ketawa semua. Ternyata aku salah dengar karena saking paniknya. Kulihat bapak shofwan tidak menampilkan wajah erangnya melainkan sedikit tertampak wajah dengan penuh senyuman.
“ terus siapa nama Guru kamu sekarang ini …” pertanyaan yang di balik oleh bapak shofwan lagi, dengan tanpa basa basi akupun salah dengar lagi karena semua anggota badanku pada gemetaran perasaan takuttakut semakin menjadi dalam diriku.
“murtadlo pak……..!!!” seolah-olah tidak pernah merasa salah. Kembali suara tertawa dari teman-teman. Dan dari kejauhan ada salah satu dari temanku yang mengatakan “nglindur pak..” ku lihat raut wajah bapak shofwan semakin menjadi kemarahan da campur dengan ingin tertawa dan bercampur aduk menjadi satu. Sebelum bapak shofwan mengatakan sepatah kata akhirnya jam istirahat berbunyi “teeeeeeeeeeeet… tet tet…teeeeet…!!!
“kamu ini nglindur apa gimana ?” temanku si Arief bertanya padaku
“ mang aku jawab salah po piye kok semua temanku pada ketawa rif?”
“yo jelas to yo….. kamu ni kayak orang lagi nglindur aja, semua jawaban kamu selenco dengan pertanyaan, pak shofwan tanya siapa nama kamu eh malah kamu jawab Bpk. SHOFWAN, ketika pak Shofwan bertanya Siapa Guru kamu kamu jawab MURTADLO gimana to kamu itu ?”
“ oalah begitu to yo…. Makanya temanku pada ketawa semua…”
“pak Shofwan besok aku pesan KALIGRAFINYA satu ya …?” suara ejekan dari salah satu temanku yang suka beli hasil karya tanganku itu.
Mulai dari cerita itulah aku sampai kelas 3 SMP aku seing disebut dengan julukan pak SHOFWAN kema aku pergi sering orang-orang memaggilku dengan sebutan bapak shofwan, begitu sangat malu aku ketika dapat ejekan dari bapak shofwan. Sampai banyak orang menyebutnya kecuali teman sebangkau aku yang setia yang selalu memberi support dan selalu menemaniku.
Alhasil singkat ceritaku hingga aku naik kelas tiga aku masih aja tetap nilaiku kurang memuaskan, aku hanya bisa bersyukur dan selalu berusaha untuk meraih mimpi-mimpiku. Hingga pada waktu penerimaan surat pemberitahuan kelulusan begitu sangat menegangkan akupun tidak berani membukanya surat kelulusan itu, bapaku yang mengambilkan akan tetapi kakaku yang membukanya ketika surat pemberitahuan itu tiba di rumah dan di baca semua sekeluarga, akupun merasa degdegan, pada waktu dibuka surat pemberitahuan tersebut seblum di buka kakaku selalu menakut-nakutiku dan ternyata aku juga sangat takut,… kreeeeeet suara aplop disobek oleh kakaku, semua melihat isi amplop tersebut kecuali aku, dan semuanya mengatakan “ TADLO TIDAK LULUS”.
Hatiku berkeping-keping ketika mendengar suara itu sungguh sudah menjadi perkiraan aku selama ini aku tidak mungkin lulus karena aku sering masuk BP, banyak nilai merah yang jelas aku pasti tidak lulus. Dan aku tidak menangis atau menyesal ketika mendengar suara itu, karena aku hanya berfikir sudah wajar jika aku memang tidak lulus, itu bukan hak aku. Gurulah yang menentukan kelulusanku. Semua orang pada melototiku dan menatap mukaku yang selalu ceria apapun keadaanya. Namun wajah senyuman dari salah satu mereka menghampiriku hingga aku yakin semua ini adalah cobaan bagiku biar aku lebih giat dan lebih rajin belajar lagi.
Tak lama kemudian aku menghampiri dan mengambil surat kelulusan itu, sebenarnya aku mau naruh surat kelulusan itu aku mau abadikan akan tetapi ternyata surat kelulusan itu membuat mataku melototinya terus menerus dan isinya berbalik seperti apa yang diucapkan tadi yaitu berisikan bahwa aku telah lulus dengan nilai DANEM 29.32 itu zaman dulu. Semua bersorak gembira ceria tak tahu bagaimana aku mengucapkannya, aku hanya bisa mengatakan Syukur alhamdulillah Engkau mendengarkan Do’a hambaMu yang lemah ini Ya ROBBI,….
Kakaku mengatakan “kamu ini aneh, ketika aku bilang tadi bahwa tidak lulus kok ya dak sedih malah senyum. Adiku-adiku selamat ya. Moga kamu selalu sukses….”
Akhirnya dengan rasa syukur itu aku mengadakan bacaan albarjanji dari teman-temaku yang ada di masjid aku undang semua kerumahku untuk merayakan rasa Syukurku telah Lulus dari bangkau SMP. 

CERITAKU DI SMP BAGIAN 1

Keinginan untuk melanjutkan untuk sekolah memanglah sangat diharapkan oleh semua orang, tapi ada kalanya  ada sebagian orang yang mampu malahan mereka menyia-nyaiakan kesempatan emas yang merka miliki. Tapi orang yang tidak mempunyai harta melimpah malahan berkeinginan untuk melajutkan untuk meneruskan pendidikannya. Dengan segala kekauatan, keahlian dan bakat yang mereka miliki. Mereka berpandangan bahwa pendidikan itu adalah sesuatu yang sangat penting baginya oleh karena itu pendidkan memang sangat diutamakan olehnya.
Seperti halnya aku. Keinginanku untuk melanjutkan sekolah begitu besar. Mulai dari SMP, walaupun nilaiku sangat jelek bahkan aku sering masuk ke BP, baik itu karena aku sering masuk telat, gak pakai kaos kaki, seragam amboradol, nilai prestasiku yang jelek akan  tetapi anehmya aku paling sering di sukai para guru, baik itu diajak bercanda ataupun lainnya. Mungkin karena wajahku yang polos, jujur, suka bercanda dan humoris.
Mereka menganggap aku seperti halnya murid lainnya yang mempunyai prestasi belajar yang baik. Guru-guruku memang sangat baik mereka sangat memahamiku, baik itu keadaanku, bagaimana kondisiku ataupun lainnya. Akan tetapi aku bukan tergolong anak yang urakan yang suka foya-foya bergaul dengan bebas. Aku memang tergolong anaknya orang yang tidak mampu. Yaaaa  aku memaklumi dengan kondisi kedua orang tuaku yang serba pas-pasan, akupun bersyukur kepada mereka telah menyekolahkan kelima saudaraku hingga kejenjang SMP. Aku juga kadang-kadang merasa senang dengan Kepala Tata Usaha yang sangat memahami tentang keadaan keuangan kedua orang tuaku, tiap Caturwulan aku sering nunggak SPP sampai 2 -5 bulan gak bayar, walaupun begitu kepala Tata Usaha tetap memberikan kartu masuk untuk mengikuti ujian Catur Wulan.
Walaupun nilai aku jelek akan tetapi aku mempunyai bakat tersendiri, aku mempunyai banyak bakat. Terutama dalam mata pelajaran ektrakurikuler, baik itu seni ukir, lukis dan lain-lain. Mulai dari kelas satu aku memang jarang di kasih uang saku dari kedua orang tuaku, aku sering di masakan kakaku yang baik hati untuk bekalku di kelas, dia berkata “ tidak usah jajan, uang sakunya ditabung buat bayar SPP aja ya “ dengan berat hati aku menundukkan kepala sambil berkata “iya kak “. Biasanya emak ngasih uang sakunya Rp. 100 sampai Rp. 200. Kalau sepeda ontelku rusak kadang aku dikasih Rp. 700,- untuk naik angkotnya Rp. 500,- walaupun begitu aku tidak pernah protes kepada orang tuaku. Aku sangat berterima kasih sekali karena aku bisa sekolah. Kadang akupun jalan kaki dari rumah yang jaraknya lumayan jauh. Kalau jalan kaki biasanya aku berangkat ke sekolah mulai jam 05.15 hingga sampai sekolah pukul 07.20 hingga jam 07.30 WIB (sambil berlarian). Kalau aku terlambat biasanya aku sering mendapat hukuman dari Guru piket, baik itu nyiapin teh kepada semua karyawan dan para Guru di mejanya masing-masing.
Ada seorang guru yang paling menjengkelkan yang suka iseng denganku jika aku terlambat, banyak sekali pertanyaan yang diajukan kepadaku, yaaaa aku ceritakan  apa adanya. Akan tetapi guru ini baik juga kok cuma banyak pertanyaan yang diajukan kepada saya supaya aku bisa menemaninya. Dang ngobrol bersamanya.
Pada suatu hari ketika aku mau berangkat ke sekolah di pertengahan jalan kira-kira pukul 6.15 wib. Ada seorang setengah baya menghentikan perjalananku, akupun tercengang kaget waktu itu ada apa ini, tiba-tiba orang tua tesebut dengan senyuman “ Nak bolehkah aku nebeng bersamamu ?“ kata yang agak tergesa-gesa, ya apa boleh buat akupun menjawabnya dengan perasaan yang jengkel juga si“ boleh pak, silahkan naik “ ketika orang tua ini naik di boncengan sepeda ontelku, aku berkata dalam hati “berat banget badan orang ini, di depan ada tanjakan kuat gak ya ?“ akupun langsung melaju dengan kencang keringatku bercucuran agar ditanjakan bisa kuat dan sekolahkupun tidak terlambat, tetapi orang ini malah ngomel melulu akupun tidak tahu apa yang dibicarakan karena begitu kencangnya ontelku dan aku berkosentrasi pada sepeda ontelku, karena aku takut terlambat akupun melaju dengan kencang, weeeeeeeeeeeeeee……… tanjakan sudah di depan mata.
“kerkit…… kerkit……. Kerkit …… kerkit “ itu bunyi dari sepeda ontelku, aku pikir ini adalah olah raga terberatku, tiba-tiba ada sebuah tangan yang memegang di pinggangku dan sebuah injakan di sebelah kakiku, walah-walah ketika aku lihat kebawah kaki bapak ini juga ikutan mengontel bersamaku sambil pegang pinggangku dia sambil berkata “ tenang nak aku bantu dari belakang ya “  penuh dengan senyuman dan semangat yang hebat akhirnya tanjakan itupun terlalui dengan mudah dan ringan karena ada bantuan dari sang bapak tersebut.
Selang beberapa menit dia berkata “ nak di depan sebelah pertigaan sana aku turun ya….” Dengan semangat akupun menundukan kepala yang bertanda aku menyetujuinya. Sebelum dia turun ada sebuah kata yang diucapkan dari seorang bapak ini tapi agak samar-samar yang aku kenang sampai sekarang, dia mengatakan kepadaku  “KEJARLAH PRESTASI MATERI PASTI MENGIKUTI” dan ucapan “trimakasih ya nak tumpangannya, semoga kamu berhasil kapan-kapan aku ikut nebeng lagi ya kalau kita ketemu hehehe” akupun langsung melaju karna takut terlambat, dari kejauhan dan melaju kencang aku menjawabnya “ sama-sama pak . amiiiiiiiiin….  tidak mau aaaah badan bapak berat sekali “ hehehehhe sambil ngece, “ ketika aku tengok orang tersebut sudah tidak ada lagi ya cuapek deh tapi kata-katanya begitu indah di hatiku hinggah sampai sekarang masih singgah di dalam diriku.
Lajuan ontelkupun makin kencang kulihat jam di depan masjid “BAITURRAHMAN” sudah menunjukan pukul 6.55 wib. Pada hal hari ini adalah hari selasa masuknya pukul 7.10 WIB waduh-waduh ini gimana ? karena sering terlambat aku hafal banget siapa yang piket guru hari ini pasti Bapak Fauzin yang banyak pertanyaan, juga sangat menjengkelkan duh biyung aku harus bagaimana ?
Akhirnya aku sampai di depan gerbang sekolahan, akupun mencari seribu satu cara untuk masuk sekolah karena hari ini adalah pelajaran bahasa indonesia yang amat aku sukai, akupun memutar-mutar otaku akhirnya aku mempunyai idea, sambil ketawa wakakakakakkakakak………………….. “ oh iya ding kempesin aja sepeda aku buat alasan pak sapam, wkwkwwkwkwk “ dalam hati bergumam demikian. Hehehe….. akhirnya akupun di hentikan langkahku oleh pak satpam yang jelek itu. Akhirnya timbulah sebuah percakapan.
Sapam                         : “ kamu lagi kamu lagi, bosen aku melihatmu terus, sekarang alasan apa lagi yang akan kamu berikan kepadaku cepat “ dengan nada setengah membentak dan marah-marah….!!
Aku                  : “ halah pak sapam yang ganteng, yang cakep, yang baik hati, jangan marah dulu pak entar gebetan bapak kabur … karena wajah bapak dah keriput, “ dengan nada merayu
Sapam             : “ masak si aku ganteng, aku cakep “ dengan gerak gerik ke GR-an, tiba-tiba “diam………..!!!!  kamu memang jago ya merayu bapak aku gak bakalan kena tipu muslihatmu lagi …. Hayo cepet apa alasanmu”
Aku                  : aku pun sangat kaget ketika hentakan pak satpam yang galak itu dan ketakutan sambil berkata “ i..i..iiiiiiya pak, iya pak, maaf tadi dipertengahan jalan ban sepeda ontelku bocor  pak, aku jalan kaki sambil dorong sepeda hingga sampai kesekolah pak,…!!!! Ijinkan masuk ya pak ya“…..!!! lihat ini pak sepeda ontelku banya yang kempes silahkan periksa …..benerkan!!! sambil menunjukan sepeda ontelku kepada pak satpam, pak satpam pun memeriksa banku tersebut sambil berjongkok.
                        Tiba-tiba ada seorang perempuan yang memanggil pak satpam itu dari kejauhan, “mas tak tunggu nanti malam ya ……!!!! Sambil menundukan kepala sapam itu melambaian tangannya.
Aku                  : “cie……. cie……. cie……. cie……. cie……. Tak tunggu nanti malam ya mas… hehehehehe“ sambil ngece pak satpam itu
Sapam             : dengan nada kasar “ apa…? Anak kecil gak boleh tahu urasan orang dewasa….!!! Sudah sana masuk minta surat keterangan dari pak Guru piket……!!! Sambil ngece aku, pak sapam itu berkata lagi “ Bapak Fauuuuuzin hahahahahahaha kasian deh loooowww…. wkakakakakkakak“
Aku                  : “ waduuuuuh …!!! Apa bpk Fauzin cuapek deh…..!!! mati aku…… sambil mengelap keningku.

Dalam benaku waduh ketemu lagi sama bapak fauzin, cari alasan apa ya… !!!!? weee aku punya idea, aku basahin sedikit-sedikit bajuku, Dengan berpenampilan yang berantakan, nafas ngosngosan, keringat bercucuran, seragam berwarna krem karena jarang dicuci, kaos kaki modot molor satu diatas satu kendor di bawah, sepatu ada matanya, jempol kaki terlihat menonjol karena sepatau aku bolong tin-tung ting-tung…..
Akhirnya sampai juga di depan pintu ruang guru, perasaan takut, bimbang, perasaan yang tidak karuan menjadi satu baur dalam hatiku, mau aku ketuk, tidak, ketuk, tidak tiba-tiba dibelakangku ada tangan yang halus menempel di pundaku, ketika aku tengok weeeeeeeeeeeee …….. ibu Rini yang cuantik ternyata….!!! Sambil senyum dan berkata “kamu kenapa kok diam dan ngos-ngosan begini mur ? mau minta surat keterangan lagi ya..? itu sudah ditunggu bapak Fauzin …! Ibu pergi dulu ya… !!! aku menjawabnya sambil ketakutan “ iya buuu…..!!! dalam pikiranku “ kok bu Rini tahu sii…. Kalau aku mau minta surat ketarangan waduh bapak fauzin juga sudah menantiku di ruangannya payah-payah ..!!!!!  keringatkupun semakain bercucuran makin membasahi seragam aku
Aku                              : “ tok-tok assalamu’alaikum ? permisi…… dengan nada ketakutan dan wajah yang memerah
Bpk Fauzin       : “ wa’alaikum salam…… iya silahkan masuk ..” ooo kamu lagi mur.. silahkan duduk … sudah aku tunggu dari tadi low…..
Aku                  : “iya pak ..!!!!! waduh….. parah ini urusannya  “  dalam hatiku
Bpk Fauzin       : “kenapa kamu terlambat lagi ? ayo ceritakan, aku tidak mau dengar kalau kamu karena bantu ortu kamu ambil pisang, nganterin kepasar, nenek kamu lagi sakit, saudara kamu lagi punya hajat…. “ dengan nada yang agak kurang ramah matanya sambil memandangiku ke bawah sampai ke tiang rambutku.
Aku                  : kulihat pak kepala sekolah (pak Nanto ) sedang melihatku, dan dak sengaja aku melihatnya di kaca jendela kepala sekolah itu sedang berdiri mendengarkan dan menyaksikan aku di Introgasi bapak Fauzin, heheheheh ini kesempatan aku untuk mencari muka wkwkwkwkwkwwkwk dengan nada yang lantang
                        “ begini pak….. aku bangun pukul 5.45 wib. Kemudian aku mandi sarapan kemudian berangkat pukul 6.00 wib. Ketika di pertengahan jalan ada seseorang yang ikut nebeng ontelku, badannya pak beraaaaaat banget aku sampai ngos-ngosan ngontelnya pak, katanya mau berobat, ya aku kasian aja, lebih baik aku terlambat dari pada dia sakit-sakitan pak, eeeee gak tahunya setelah dia sampai ban aku kempes pak jadi aku jalan kaki sampai kesekolah sambil dorong sepeda pak.. tu lihat diparkiran sepedaku kempes pak”
Bpk Fauzin       : “oooooo begitu ya…… kamu memang pinter nyari alasan akupun sampai terkesan mendengarkan ceritamu, kamu memang pinter ngarang cerita ya sudah ini surat keterangannya…” jangan diulangi lagi besok ya…..
Aku                  : “siap komandan “
Bpk Fauzin       : “apa kamu bilang ?.......
Aku                  : “ eh salah ding ….. maksutnya sssssssiap ppppppak “
Bpk Fauzin       : “ ya sudah sana pergi “ kamu itu……..
            Ku lihat bapak kepala sekolah itu tersenyum ketika mendengarkan alasanku yang begitu panjang dan memuaskan
Dengan merasa lebih aman akupun meneruskan perjalanan menuju kelasku, ketika itu akupun melamun dengan kejadian tersebut, dalam hatiku “ baru kali ini aku melihat bapak kepala sekolah tersenyum yang mempesona dengan cerita gilaku… “ kenapa ya pak kepala sekolah demikian, aku menceritakannya wajar-wajar aja… hemmm ya sudahlah ngapain dipikirkan palingan kalau butuh aku untuk membersihkan ruangan kepala sekolahnya palingan aku dipanggil nanti.
“ tok-tok…. tok-tok…. tok-tok…. tok-tok…. “ pintu aku ketuk beberapa kali tanpa melihat dan memperhatikan plang di atas pintu
“ ya…. Silahkan masuk “….. dengan nada yang ramah
“ maaf pak terlambat “ dengan kaget aku melihat loooow teman-temanku mana ini kelas berapa ..?
“ huuuuuuuuuuuuuuuuuuuu…… guuuuuuuuueeeer wakakakakkak……………..…!!!!!” suara rame mentertawakanku semua siswa-siswi, aku merasa bingung aku balik lagi dengan muka yang begitu malu. Baru mau menutup pintu untuk keluar kelas lagi dan mencari kelasku tiba-tiba
“ hai kamu….. kesini dulu “ dengan wajah senyum yang menjengkelkanku..
“ saya pak ?.... dengan wajah yang culun
“ iya…. Kamu sini…!!!
“ maaf pak salah kelas, tak kira ini kelasku, eh gak tahunya kelas  1D, tadi aku terlambat dan kebingungan pak ya jadinya aku ngelamun dan salah kelas deh…. Maaf ya pak “?
“ yang nanya siapa,? ngecopres mulu aku belum nanya kamu ngomel dulu… “ hoooh wong gemblung yo…… sana cari kelasmu“
“ ya pak “ kluntu-kluntu…… akupun pergi kekelasku
Guru ini namanya bapak sofwan dia gak galak Cuma penampilanya yang serem, brewoknya yang menakutkan, tapi orangnya baik, lumayan kalau sedang mengerjain orang. Guru satu ini paling pinter kalau ngerjain muridnya.
Tak lama kemudian aku mengetuk pintu kelasku dimana pak guru sudah mau mengabsen semua muridnya kebutulan namaku termasuk urutan di tengah-tengah, pada waktu aku ketuk pintu nomor absen itu disebutkan oleh Guru Bahasa Indonesia namanya pa Yanto, ya dengan sepontan aku menjawabnya dari luar “ masuuuuk pak “ teman-temanku pada ketawa pak yanto pun heran
“ he….. dari mana kamu,  kamu bikin kaget aja kayak hantu nylonong aja“ dengan nada yang agak kesengal.
“ ya dari rumah lah pak masak dari kantor,…?” dengan nada celek-lekan
“ guuuuuuuuer…. Hahahahahhahahahhahha…………… “ semua teman-teman kelasku  pada ketawa semua. Pak Yanto pun ikut-ikutan senyum, akupun menjadi pede mengahadpi guruku yang satu ini.
“ sekarang aku mempunyai tugas buat kamu karena kamu terlambat. Selain itu  karena hari ini temanya mengarang, kamu harus mengarang dengan bercerita langsung di depan teman-teman kamu tanpa teks…. Ceritakan sebisa kamu, pengalaman ataupun lainnya yang kamu bisa”
“ yaela bapak …… !!! masak gak ada tugas lain apa pak ?
“ mau kamu tak suruh nyebur ke sungai …..!!!! dengan nada yang agak marah …
“ ya ya yaya pak ya pak …….! Akupun menyetujui permintaan pak Yanto,

Kemudian akupun mengembalikan tas aku kemejaku dan aku kembali kedepan untuk menceritakan sesuai dengan permintaan pak yanto di depan semua teman-temanku. Pada awalnya aku sangat bingung dan gugup, aku bingung mau cerita apa dan tidak tahu apa yang harus aku ceritakan.
Terdiam sejenak aku memikirkan sesuatu tentang diriku, akhirnya aku mendapatkan sebuah imaginasi tentang diriku, yaaaaa aku ceritakan tentang keadaanku setiap hari-hariku, mulai dari membantu kedua orang tuaku sampai menjualkan karya-karya seniku, bahkan kegiatan hari-hariku tanpa belajarpun aku ceritakan.
Pas pada waktu aku menceritakan tentang menjaul karya seniku tiba-tiba pak Yanto bertanya
“ emangnya kamu jual dimana hasil karya kaligrafi kamu mur “ dengan nada yang agak penasaran serta keingin tahuanya. Akupun menjawabnya
“ disekolahan ini pak sama teman-teman saya pak murah kok pak satu lembarnya cua Rp. 100” dengan suara yang agak sedih dan memelas. Tiba-tiba ada seorang temanku yang memamerkan hasil karyaku kepada pak yanto dengan sangat keras hingga semua temanku pada memandangnya.
“ pak Yanto ini hasil karyanya murtadlo pak ….. aku adalah salah satu pengoleksinya pak, bagus-bagus lo pak bapak bisa beli pak murah kok pak “ pak yanto pun mengambil salah satu yang di contohkan temanku itu…. Kemudian pak yanto duduk di kursi guru lagi.
“ ini benar kamu sendiri yang membuatnya…..? dengan nada agak bimbang  akupun menjawabnya
“ iya pak, aku membuatnya kalau malam pak, hasilnya aku kumpulkan untuk membayar SPP aku pak, karena aku tidak ingin menambah beban kepada  kedua orang tuaku yang selama ini membesarkanku hingga aku bisa sekolah sampai sekarang, selama ini aku selalu berusaha mencari apa saja yang bisa menghasilkan uang untuk membayar sekolah pak, aku memang bukan seperti teman-temanku yang lain yang tiap paginya diantar kedua orang tua mereka, yang diberikan uang saku yang lebih yang hidup bermewah-mewahan dan fasilitas yang memadai, aku hanya orang yang hidup ditengah-tengah kemiskinan yang ingin berjuang mencari ilmu seperti halnya orang-orang yang kaya, aku ingin membanggakan kedua orang tuaku dengan karya-karya dan bakatku pak itulah harapan dan impianku selama ini pak semoga bapak mengerti dengan keterlambatanku masuk sekolah selama  ini pak “  
Aku tidak tahu tiba-tiba air mataku mengalir dengan deras…. Dan aku lihat Bapak Yanto terpukau oleh ceritaku dan  mengeluarkan air matanya ketika mendengarkan sebuah ceritaku itu, pada waktu itu aku tidak mengerti kenapa pak Yanto juga mengeluarkan air matanya, teman-temanku hanya bisa diam terpukau oleh ceritaku juga.
Ketika itu pelajaran memang belum habis akan tetapi pak Yanto mengahirinya dengan “kita lanjutkan pelajaranya besok ya “ setelah itu langsung pergi tidak tahu kemana. Akupun langsung duduk di bangku dengan mengusap air mataku. Kemudian aku bertanya kepada teman sebelahku
“ apa salahku hingga pak yanto keluar tanpa mengucapkan salam aku cerita kan atas permintaanya “ dengan kata-kata yang polos dan lugu, teman sebelahku dengan nada yang agak menghibur temanku berkata
“ kamu tidak salah kok yang sabar yaaa…. “
“ trimakih Rif kamu memang teman terbaiku..”
Berselang setengah jam bell pun berbunyi “ kriiiiiiing …….kriiiiiing …… kriiing “ menandakan jam istirahat.  Aku mempunyai inisiatif ingin meminta maaf kepada pak Yanto karena aku telah membuatnya menangis di hadapan murid-muridnya. Akupun mengajak temanku namana Arif yulianto untuk menemui pak yanto dan meminta maaf. Tak lama kemudian akupun berinjak dari bangku dan langsung keluar mau keruang guru, sebelum sampai keruang guru Arif menggeretku sambil berkata :
“ mur…mur….mur…. itu lihat pak yanto ?”
“mana ?”
“ itu yang sedang berjalan menuju ruang kepala sekolah “
“ mana..mana… iya itukan pak yanto ayo kita ikutin “
Kemudian aku mengikuti langkahnya ternyata pak yanto masuk ke ruang kepala sekolah yang disitu ada pak Nanto selaku kepala sekolah SMP N 2 Keling, akupun menunggunya di sebelah ruangan tersebut, ya suara mereka begitu nyaring di telingaku. Pak yanto berbincang-bincang kepada pak nanto
“ pak ternyata aku selama ini salah menilainya bahkan aku sering menghukumnya kadang aku suruh untuk tidak mengikuti pelajaran saya, keluar atau berdiri didepan kelas dan lain-lain, aku malu pak setelah mendengarkan ceritanya tadi pak ”
“ maksutntya siapa pak Yanto….. ?” kepala sekolah dengan agak penasaran
“ itu lo pak siswa yang masuknya sering terlambat, masuk kelas seenaknya saja”
“oooh itu ….. murtadlo itu ya…….. !!!?”
“ iyaa…….. betul itu pak…, namanya Murtadlo.. aku kasian sama dia, tapi aku juga salut sama dia pak dia berjuang kerna demi sekolahnya pak, tadi dia aku suruh cerita dan dia agak kebingungan terus dia menceritakan kehidupanya sendiri dari jualan kaligrafi dan lain-lain”
“ yanto…. Yanto….. kamu tahu gak kenapa saya sering perintahkan dia pada jam istirahat untuk membersihkan ruangan kepala sekolah, menata arsip-arsip ini, walaupun sudah ada tukang kebonnya? Ini semua karena saya tahu di beda dengan siswa lainnya, dia sangat mandiri bahkan saya juga sering melihatnya jualan karya seninya Kaligrafi kepada teman-temanya bahkan seekor Burung yang dititipkan kepada Tukang kebon pesenan temannya, itu… aku sering mengawasinya… hampir semua guru disini tahu tentang dia”
“ ooooo….. begitu ya pak, trimakasih pak atas infonya aku keluar dulu ya pak assalamu’alaikum”
“ wa’alaikum salam……”
Setelah pak yanto keluar akupun bersama temanku ikutan pergi kembali ke kelas temanku bilang “ kamu beruntung ya bisa menjadi perhatian para Guru” dengan berat hati aku menjawabnya “ iya makasih ya Rif “.
Dari situlah aku mengerti kenapa bapak kepala sekolah selalu tersenyum ketika melihatku baik itu dalam keadaan aku sedang terlambat atapun dari ruang BP. Aku menyadari betapa sayangnya guru-guruku kepadaku, aku  belum bisa membalas budi baiknya kepadaku, setelah itu aku juga sering mendapatkan hadiah dari guru ataupun kepala Sekolah. Dari kelas satu hingga aku sampai kelas tiga SMP. 

youtubeku